Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fase Gamang Soal Mobil Listrik Dinilai Wajar

Kompas.com - 25/05/2018, 04:02 WIB
Febri Ardani Saragih,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penerapan teknologi listrik di industri otomotif Indonesia adalah masalah pelik. Kondisi saat ini masuk fase gamang sebab belum ada sesuatu yang konkret dari pemerintah untuk dijadikan pegangan.

Pada satu sisi, asosiasi perusahaan otomotif roda empat di dalam negeri Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor) merasa belum yakin soal penerapannya. Gambaran besar mobil listrik akan menggantikan mobil bermesin pembakaran pada 2035 atau 2040 ditentang selama mobil listrik belum menjanjikan.

Penggantian model manufaktur dari mobil bermesin pembakaran menjadi mobil listrik bukan perkara mudah, meskipun cuma sebagaian. Selama ini sebagian besar investasi otomotif, termasuk manufaktur dan rantai pasokan komponen, yang sudah bercokol lama di Indonesia, untuk produk bermesin pembakaran dalam.

Jadi wajar saja bila para produsen otomotif di Indonesia mengerutkan dahi. Sementara itu belum ada aturan main yang jelas dari pemerintah tentang transisi dan road map industri otomotif Indonesia dalam 10 atau 20 tahun ke depan untuk dipelajari bersama.

Baca juga: Usulan Stop Mobil Konvensional 2040 Ditentang Gaikindo

Chairman Institut Otomotif Indonesia (IOI) Agus Tjahajana, menjelaskan, menerapkan teknologi baru di Indonesia harus diperlakukan hati-hati. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat kebijakan yang dipegang pemerintah.

“Jadi yang pertama yang harus dibangun kebijakannya. Bagaimana supaya pemain lama bisa masuk kepada bisnis baru dan memberikan kesempatan kepada pemain baru untuk masuk,” kata Agus, di Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Menurut pria yang bekerja selama 32 tahun di Kementerian Perindustrian dan sudah pensiun pada 2015 itu, pemerintah punya tiga kebijakan yakni fiskal, moneter, dan administratif. Ketiganya harus dimainkan untuk mencapai iklim sehat masa depan industri otomotif Indonesia.

“Caranya? Ya harus dicari. Kan ada kebijakan fiskal, ada kebijakan moneter, ada kebijakan administratif. Nah ketiga ini yang dimiliki pemerintah, tiga-tiganya harus bisa dimainkan agar bisnis yang lama tetap berjalan, bisnis yang baru bisa dimungkinkan,” kata Agus.

Honda Clarity Fuel CellAditya Maulana - KompasOtomotif Honda Clarity Fuel Cell

Gamang

Situasi belum jelas yang bikin khawatir pelaku industri dinilai wajar oleh Agus.

Saya kira begini, itu akan selalu terjadi kegamangan. Jepang saja masih gamang apalagi yang di sini. Jadi menurut saya, nanti lama-lama akan mengerucut dan mengkristalisasi karena masih banyak pilihan-pilihan yang masih harus diputuskan,” ucap Agus.

IOI yang menjadi kelompok pemikir untuk kemajuan industri otomotif Indonesia dikatakan sedang membuat road map terkait era kendaraan listrik. Nantinya buah pemikiran itu diserahkan ke pemerintah untuk dijadikan bahan pertimbangan.

“IOI adalah partner. Pemerintah kan boleh dengar dari IOI, dari Gaikindo, kami hanya sebagian kecil dari masyarakat besar otomotif,” kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com