Jakarta, KompasOtomotif – Transmisi manual yang cara kerjanya diotomatiskan, Auto Gear Shift (AGS), merupakan solusi Suzuki di Indonesia buat mengakomodasi keinginan konsumen membeli mobil matik Suzuki.
Suzuki Indonesia pertama kali memperkenalkannya pada Mei 2015 lalu di model termurah, Karimun Wagon R, yang masuk kategori Low Cost Green Car. Setelah itu, pada April 2017, AGS dengan sistem kerja lebih baik dari Wagon R ditawarkan pada model baru, Ignis.
AGS pada dasarnya adalah transmisi manual dengan kemasan berbeda. AGS berbasis transmisi manual namun ditambahkan akuator hidrolik untuk memindahkan gigi secara elektronik. Peran itu bikin varian AGS cukup dikendalikan dua pedal gas dan rem, tanpa pedal kopling
Perpindahan gigi AGS diatur oleh integrasi antara Transmission Control Modul (TCM) dan Electronic Control Unit (ECU). Salah satu keuntungan buat konsumen, perawatan AGS lebih mirip manual ketimbang matik.
R. Uchiki GM Strategic Planning Department Suzuki Indomobil Motor menjelaskan AGS yang dipilih sebab konsepnya sederhana, transmisi manual namun dibuat bekerja seperti transmisi otomatis, katanya. AGS dianggap jawaban terbaik buat basis konsumen Suzuki yang kebanyakan pembeli manual.
“Konsep AGS, harganya hampir sama dengan manual, tapi otomatis. Konsumen, mereka meminta matik, tapi tidak ada danat yang cukup, menurut mereka, jadi mereka tidak membeli matik. Jadi Suzuki pikir, kalau memberikan matik murah, dari sudut pandang konsumen itu menarik,” ucap Uchiki, bulan lalu.
Baca: Jangan Bingung, Transmisi AGS Suzuki Ignis Memang Tanpa "P"
Uchiki menyadari tidak semua konsumen langsung bisa memahami cara kerja AGS, karena berbeda dari matik lainnya. Sebab itu dia menjelaskan ingin memasyarakatkan lagi AGS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.