Namun, meski kebijakan ini diberikan untuk merangsang daya beluimasyarakat, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) tidak melihat akan ada hasil maksimal dalam waktu dekat. PT Toyota Astra Motor (TAM) menyatakan, perlu waktu tiga bulan buat melihat hasil dari penurunan besaran uang muka tersebut.
"Saya pikir masih perlu waktu untuk melihat apakah ada dampak positifnya ke penjualan. Masalahnya saat ini bukan besaran uang mukanya, tapi kemampuan masyarakat untuk membayar cicilannya," jelas Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT TAM, kepada wartawan, Kamis (2/7/2015) di Jakarta.
Samulo menambahkan, saat ini yang terjadi adalah penurunan daya beli pada masyarakat, meski langkah BI tersebut masih dinilai positif buat merangsang pertumbuhan penjualan mobil nasional.
"Sebenarnya sebelum adanya penurunan DP, atau di Mei lalu sempat membaik. Ternyata itu masuk dalam efek menjelang Ramadhan dan Lebaran. Agak unik memang dimana masyarakat memilih membeli kendaraan jauh-jauh hari sebelum Lebaran," lanjut Samulo lagi.
Senada dengan TAM, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) juga melihat turunnya besaran DP tidak akan langsung berdampak pada penjualan. Masalahnya, membeli kendaraan sudah menjadi kebutuhan nomor sekian di bawah kebutuhan pokok lainnya.
"Harga-harga kan sudah mulai naik, orang memilih untuk membeli kebutuhan yang sifatnya lebih utama, daripada kendaraan. Akhirnya penurunan DP tersebut saat ini tidak berdampak langsung. Tapi mudah-mudahan ada perbaikan di tiga bulan ke depan," jelas Rudy Ardiman Corporate Planning Division Head PT ADM, kepada KompasOtomotif.
Saat ini Daihatsu hanya berharap bisa menjaga ritme penjualan retail agar tetap maksimal. Dengan terjaganya retail, maka stok barang tidak akan menumpuk di jaringan penjualan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.