KLATEN, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan truk dan bus terjadi di Tol Pandaan-Malang pada Senin (23/12/2024) pukul 15.40 WIB. Akibat peristiwa itu, kepadatan lalu lintas sempat tersendat.
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis, menjelaskan kronologi kecelakaan di KM 77+200 A tersebut. Ia mengatakan, bahwa awalnya truk bermuatan pakan ternak tidak kuat menanjak dan berhenti di bahu jalan.
"Namun, ternyata ganjalannya tidak sempurna sehingga tidak kuat dan akhirnya truk yang tidak kuat menanjak ini mundur tidak terkendali," kata Kholis, dikutip dari siaran langsung Kompas TV.
Baca juga: Kecelakaan Bus di Tol Malang, Bagaimana Aturan Study Tour di Jawa Barat?
Pada saat itulah, lanjut Kholis, truk menghantam bus yang melaju di belakangnya dengan kecepatan cukup tinggi.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, pada kondisi tertentu, untuk meminimalisasi risiko cedera pada kecelakaan tabrakan, pengemudi butuh keterampilan.
“Yaitu gabungan antara keterampilan non-teknis dalam mengelola kemungkinan buruk yang bisa terjadi, dengan keterampilan teknis dalam bereaksi menghindar,” ucap Sony kepada Kompas.com, Selasa (24/12/2024).
Baca juga: 5 Fakta Kecelakaan Bus di Tol Malang, 4 Korban Tewas
Sony mengatakan, kondisi tersebut bisa didapatkan jika pengemudi benar-benar siap dan fokus sepanjang perjalanan.
“Lenggah sedikit saja, kewaspadaannya pasti turun, dan risiko bahaya pasti naik, maka dari itu paling relevan adalah menerapkan 3 langkah defensive driving,” ucap Sony.
Jaga Kondisi Fisik
Sony mengatakan, ngantuk menjadi musuh utama dalam berkendara jarak jauh. Maka dari itu penting untuk memastikan cukup tidur untuk memulai perjalanan dan istirahat berkala di perjalanan.
Baca juga: Kecelakaan Tol Pandaan-Malang: Truk Mundur Hantam Bus
“Ngantuk itu hanya bisa diatasi dengan cara beristirahat, tidak dengan cara lain dan akhirnya memaksakan melanjutkan perjalanan,” ucap Sony.
Berpikir Positif
Sony mengatakan, penting untuk berpikir positif terhadap pengendara lain, yakni dengan cara sopan dan berbagi ruang. Dengan cara itu emosi pengemudi menjadi lebih terkontrol. Sehingga tercipta ruang cukup dalam bermanuver.
Rileks
Sony mentatakan, penting untuk bisa mengemudi dengan rileks dalam menghadapi cuaca yang extrem.
Baca juga: 4 Korban Tewas Kecelakaan Bus di Tol Malang: Sopir, Kernet, 2 Pendamping Siswa
“Cuaca bisa berganti secara tiba-tiba atau melewati rute-rute yang beragam, maka dari itu jangan asal injak pedal gas, tentukan kapan harus ngerem dan kapan harus ngegas, sesuaikan dengan akal sehat,” ucap Sony.
Dengan cara tersebut, menurut Sony, dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan selama dalam perjalan di tol, meski kondisi lalu lintas cenderung lancar dan lengang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.