SOLO, KOMPAS.com - Cara mengoperasikan mobil manual bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi efisiensi bahan bakar minyak (BBM).
Namun, masih ada pengemudi yang tidak menyadari bahwa kebiasaan berkendara yang salah dapat menyebabkan konsumsi bahan bakar lebih boros.
Muchlis, Pemilik Bengkel Spesialis Toyota Mitsubishi, Garasi Auto Service Sukoharjo mengatakan, ada beberapa kebiasaan pengemudi yang tanpa sadar membuat BBM boros.
“Pertama, pengemudi telat memindah persneling ke gigi yang lebih rendah saat mobil melakukan deselerasi, sehingga laju mobil terlalu pelan untuk rasio percepatan tinggi,” ucap Muchlis kepada Kompas.com, belum lama ini.
Baca juga: Benarkah Usia Pakai Aki Mobil Tak Lebih dari 2 Tahun?
Menurutnya, gigi percepatan yang terlalu tinggi bukan akan meningkatkan tenaga, tapi justru akan menjadi beban untuk putaran mesin.
“Akibatnya mesin bergetar, bahkan bisa sampai mati, tapi bila pedal gas diinjak maka biasanya mesin tetap hidup tapi ini bikin konsumsi BBM lebih boros,” kata Muchlis.
Ketika mesin bekerja terlalu berat tapi laju mobil terlalu pelan, maka BBM yang terbakar tidak sebanding dengan jarak tempuhnya. Karena itu, mempertahankan gigi tinggi saat deselerasi bukan pilihan tepat.
“Pindah dulu saja ke gigi lebih rendah, sehingga saat akselerasi mobil bisa lari lebih responsif, saat bersamaan juga tidak membuang-buang BBM,” kata Muchlis.
Selain itu, telat memindah persneling ke gigi yang lebih tinggi juga bisa membuat boros BBM karena rasio percepatan terlalu kecil.
Baca juga: Cek Sistem Pelumasan Mesin lewat Lubang Pengisian Oli
“Putaran mesin sudah tinggi, tapi tidak menghasilkan putaran roda yang tinggi, akibatnya BBM terbakar banyak tapi jarak tempuhnya pendek, ini ditandai suara mesin menggerung atau Rpm terlalu tinggi,” ucap Muchlis.
Mobil manual juga bisa boros BBM bila perawatannya kurang. Ketika kondisi mesin sudah tidak prima, maka kerjanya pun tidak optimal sehingga cenderung lebih boros.
“Bila mobil jarang melakukan servis, maka ada potensi performanya menurun, sehingga BBM yang terbakar tidak dapat terkonversi menjadi tenaga secara optimal akibat pembakaran tak sempurna,” ucap Muchlis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.