TANGERANG, KOMPAS.com - Kondisi pasar mobil baru di Indonesia terancam tidak bisa capai target satu juta kendaraan di akhir 2024. Berbagai cara dilakukan pemegang merek, walau diterpa kenaikan harga kendaraan.
Menguatnya Dollar Amerika bikin Agen Pemegang Merek (APM) putar otak menjaga permintaan pasar. Harga yang naik di mobil volume maker tentu bisa jadi penentu jumlah penjualan ke depannya.
Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, di bulan Juli memang biasanya terjadi penyesuaian harga jual. Tapi melihat kondisi pasar, Toyota lebih selektif dalam memilih model mana yang harus disesuaikan.
Baca juga: Toyota Pamerkan Sistem Infotainment Baru, Bisa Cek Kondisi Lalu Lintas
"Memang kita sedang mempertimbangkan menaikkan harga. Cuma perlu berhati-hati karena pasar sedang mengalami kontraksi. Jadi kita sangat selektif dalam menaikan harga," kata Anton di GIIAS, Selasa (23/7/2024).
Anton menjelaskan, buat model yang harganya bersaing dengan merek lain, diusahakan agar tidak naik. Jadi dialihkan ke model yang setidaknya aman kalau ada kenaikan, kebanyakan model yang diimpor utuh.
Baca juga: Harga Mobil Mahal, Indonesia Harus Belajar dari Thailand
"Dari hitung-hitungan produksi pabrik, seharusnya hampir semua model naik harga. Tapi kita tahan untuk jaga pasar dan permintaan," kata Anton.
Model yang mengalami kenaikan harga kata Anton pun tidak semua yang CBU. Tidak hapal apa saja, Anton cuma beri contoh yang alami penyesuaian harga adalah Land Cruiser dan HiAce.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.