JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang masa mudik Lebaran pada tangal 8 - 14 April 2024, kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) akibat kendaraan niaga besar tercatat mengalami peningkatan.
Informasi ini sebagaimana dikutip Kompas.com dari data Integrated Road Safety Management System alias IRSMS Korlantas Polri. Total laka lantas sepanjang periode tersebut berjumlah 1.781 kasus.
Bila data tersebut dikerucutkan, kendaraan komersial yang terdiri dari bus dan truk menyumbang 447 kasus, alias sekitar 33 persen dari total keseluruhan laka lantas.
Angka laka lantas akibat kendaraan komersial memang masih terpaut jauh dibandingkan dengan motor, yang menyumbang 1.050 kasus alias 65 persen dari keseluruhan jumlah laka.
Baca juga: Lebih dari 400 Unit Jimny 5 Pintu Telah Sampai ke Garasi Konsumen
Akan tetapi berdasarkan data IRSMS Korlantas Polri, jumlah laka kendaraan komersial mengalami tren peningkatan. Kalau dikomparasikan dengan periode arus mudik serupa di tahun 2023, tercatat ada kenaikan kasus sekitar 21 persen.
Menyikapi data ini, pengamat transportasi menganjurkan pihak berwajib untuk mulai mempertimbangkan layanan khusus sopir-sopir kendaraan niaga, khususnya bus.
Darmaningtyas, Pengamat Transportasi sekaligus Direktur Institut Studi Transportasi (Instran), menjelaskan, beban tugas sopir kendaraan niaga, khususnya bus AKAP, meningkat drastis selama masa arus mudik. Kondisi ini dinilai menciptakan potensi kecelakaan akibat kelelahan.
Baca juga: Marc Marquez Sebut Sudah Capai Target di Gresini
“Ini (penambahan jumlah kecelakaan) sudah bisa diprediksi, karena jam kerja sopir menjelang mudik itu sangat tinggi, sehingga mereka melebihi batas kelelahan. Apalagi jumlah pemudik kita tahun ini naik drastis,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/4/2024).
Menurutnya, keberadaan layanan berupa rest area khusus sopir bisa menjadi satu solusi humanis untuk mencegah kasus kecelakaan. Lokasinya bisa dekat dengan jalan-jalan arteri, sehingga mudah diakses.
“Pemerintah sudah saatnya menyediakan tempat istirahat untuk pengemudi angkutan umum yang aman dan terjangkau, misalnya seperti di Pulogebang, harusnya bisa dikoordinasikan dengan pihak terminal dan PO,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.