KLATEN, KOMPAS.com - Perjalanan mudik bisa menjadi ajang test drive untuk menguji performa mobil. Salah satu aspek yang bisa diukur adalah konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
Biasanya setiap mobil sudah dibekali informasi konsumsi BBM rata-rata. Sehingga pengemudi bisa tahu mobil yang digunakan bisa menempuh jarak berapa kilometer dengan satu liter BBM.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, konsumsi BBM pada suatu mobil dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Baca juga: One Way Semarang-Cikampek Ditutup, Lalu Lintas Kembali Normal
“Konsumsi BBM pada mobil secara umum tidak bisa lepas dari teknologi mesin serta kapasitas mesinnya, semakin besar kapasitas biasanya semakin boros, apalagi mesin-mesin jadul atau yang masih karburasi,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Senin (15/4/2024).
Hardi mengatakan, acuan konsumsi BBM pada suatu mobil sebaiknya dibandingkan dengan jenis mobil dan tahun produksi yang sama. Dengan demikian, akan ketahuan apakan BBM-nya boros atau masih dalam tahap wajar.
“Jika sudah tahu level kewajaran konsumsi BBM pada suatu mobil, baru bisa membandingkan, bila hasilnya mobil yang kita gunakan lebih boros dari rata-rata pengguna lain maka bisa dikoreksi lagi ada kesalahan apa,” ucap Hardi.
Baca juga: Arus Balik, Banyak Kendaraan yang Kehabisan BBM di Jalan Tol
1. Performa mesin dan transmisi
Hardi mengatakan, performa mesin dan transmisi sangat menentukan konsumsi BBM pada suatu mobil. Bila mesin dalam kondisi sehat, maka efisiensi akan tercipta sehingga mobil bisa mencapai jarak terjauhnya dengan BBM yang irit.
“Mesin dan transmisi harus sehat, mesin bertugas menghasilkan tenaga optimal dan efisien, sedangkan transmisi dan kopling mentransfer tenaga secara optimal ke masing-masing roda penggerak,” ucap Hardi.
Dengan demikian, setiap BBM yang terbakar dapat terkonversi menjadi tenaga dan ujung-ujungnya menentukan jarak tempuh yang bisa dicapai dengan perhitungan per liter BBM.
Baca juga: Korlantas Kerahkan Tim Urai Jual BBM, Bantu Pemudik yang Kehabisan Bensin
2. Gaya Mengemudi
“Mau tidak mau cara pengemudi memainkan pedal gas dan rem menentukan konsumsi BBM, jika mau irit maka mode eco driving harus diterapkan selama perjalanan yakni dengan menginjak pedal gas secukupnya dan meminimalisasi pengereman,” ucap Hardi.
Menurut Hardi, antara akselerasi dan deselerasi adalah dua hal yang berlawanan maka dari itu saat menginjak pedal gas perlu dengan pelan dan konstan agar BBM yang terbakar tidak terlalu banyak.
“Setelah itu, pengemudi harus memastikan tidak terlalu sering menginjak pedal rem agar BBM yang terbakar dapat menghasilkan atau menempuh jarak terjauhnya, maka dari itu ada faktor kondisi jalan juga,” ucap Hardi.
Baca juga: Catat, Ini Nomor yang Bisa Dihubungi Saat Kehabisan BBM di Jalan Tol
3. Kondisi Jalan
“Saat kondisi jalan tersendat dibandingkan lancar, maka akan lebih hemat BBM yang lancar karena permainan pedal gasnya bisa konstan dan minim pengereman, sedangkan bila tersendat pengemudi pasti harus mengerem,” ucap Hardi.
Dalam kondisi lalu lintas macet, maka memungkinkan mobil berhenti dengan kondisi mesin menyala. Padahal saat berhenti BBM akan terus terbakar karena mesin terus bekerja stasioner, sementara jarak yang ditempuh nol.
4. Beban Kendaraan
“Beban di sini termasuk penumpang, barang bawaan, tanjakan dan tekanan ban yang kurang, karena kondisi tersebut akan membuat mesin lebih berat bekerja dan membuat pengemudi harus menginjak pedal gas lebih dalam,” ucap Hardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.