JAKARTA, KOMPAS.com - Penalti lap panjang atau Long Lap Penalty dinilai sebagian orang kurang memberikan efek jera kepada pebalap. Pebalap MotoGP Tim VR 46 Luca Marini kemudian mengusulkan untuk menerapkan sistem penalti seperti pada sepak bola.
Usulan tersebut tidak lepas dari apa yang dilakukan oleh Brad Binder pada MotoGP Mandalika 2023 di Sirkuit Mandalika. Pebalap KTM tersebut melakukan kesalahan dua kali dalam satu balapan.
Baca juga: Live MotoGP Mandalika 2023; Marini Jatuh Senggolan dengan Binder
Binder tampil agresif hingga membuat Marini terjatuh pada lap kedua. Kemudian, dia terlibat insiden di tikungan yang sama beberapa lap setelahnya dengan Miguel Oliveira.
Luckless @Luca_Marini_97 on Sunday! ????
His race came to an early end after a contact with @BradBinder_33, who was later handed a LLP for irresponsible riding ??#IndonesianGP ???????? pic.twitter.com/dnjeS0416i
— MotoGP™???? (@MotoGP) October 15, 2023
Binder pun dikenakan Long Lap Penalty untuk masing-masing insiden tersebut. Namun, pebalap berkebangsaan Afrika Selatan ini mengakui kesalahannya dan mengatakan dirinya pantas mendapatkan penalti tersebut.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Long Lap Penalty menjadi sudah hukuman standar untuk insiden yang terjadi dalam balapan. Meski demikian, masih ada pebalap yang menyalip dengan agresif tanpa penuh perhitungan.
Baca juga: Brad Binder dan Jack Miller Puji Dani Pedrosa, Maestro Mesin Motor
Marini yang juga adik tiri dari Valentino Rossi mengusulkan untuk diterapkannya sistem penalti yang bertingkat jika dalam satu balapan, seorang pebalap melakukan dua kesalahan.
"Ini adalah kasus yang aneh, yang mungkin terjadi untuk pertama kalinya, saya tidak tahu. Tapi, mungkin penalti itu, kita bisa bahas ini dan mungkin penalti kedua bisa sedikit lebih keras seperti di sepak bola, dengan kartu kuning, lalu kartu merah," ujar Marini, dikutip dari Motorsport.com, Selasa (24/10/2023).
Marini menambahkan, untuk kejadian seperti ini seharusnya dipikirkan bersama. Semua pebalap tentu menginginkan keselamatan. Dia pun ingin membahasnya dalam pertemuan dengan komisi keselamatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.