TANGERANG, KOMPAS.com - Melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21 Tahun 2023, Pemerintah resmi memperluas penerima program bantuan pembelian atau subsidi motor listrik.
Kini, 1 NIK KTP digunakan sebagai syarat menerima subsidi senilai Rp 7 juta, untuk 1 unit motor listrik. Ketentuan ini diyakini bisa memperbanyak populasi kendaraan listrik di Indonesia.
"Dasar utama perubahan kebijakan ini adalah untuk percepatan dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri serta mewujudkan Indonesia yang lebih bersih," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Selasa (29/8/2023).
Baca juga: Kecelakaan Bus PO Sungeng Rahayu Vs PO Eka, Kedua Sopir Bus Meninggal
Menyikapi adanya aturan ini, beberapa pakar memprediksi jika tren baru akan muncul, di mana konsumen membeli motor listrik murah, kemudian melakukan upgrade untuk meningkatkan performa.
Adyta Muhammad Sina, Pemilik Bengkel Spesialis Motor Listrik EVCentrum, mengaku optimis jika tren tersebut bisa segera terjadi, sejalan dengan bertambahnya populasi pengguna motor listrik.
“Sangat mungkin terjadi, karena biaya modifikasi performa itu cukup terjangkau, tapi efeknya terasa. Ditambah lagi memang dasarnya harga motor listrik dibuat murah juga, konsumen pasti tergiur,” ujarnya kepada Kompas.com di Tangerang, Kamis (31/8/2023).
Baca juga: Perbaiki Emisi Mobil, Ini Kisaran Biaya Tune Up di Bengkel Resmi,
Menurut Adyta, modifikasi yang nampaknya akan sangat diminati kemungkinan ada dua, yakni upgrade kapasitas baterai, atau upgrade kecepatan.
Upgrade baterai dinilai jauh lebih bermanfaat, karena akan sangat mendongkrak performa dan daya jelajah motor listrik. Prosesnya juga terbilang cukup mudah, dan tidak rumit.
“Motor listrik murah pasti performanya standar, jarak tempuhnya juga mungkin cuma 60 kilometer saja. kalau upgrade baterai, jarak tempuhnya bisa jadi dua kali lipat,” kata dia.
Untuk diketahui, mayoritas motor listrik murah dengan harga di bawah Rp 10 juta setelah subsidi memang cukup banyak variasinya, namun memiliki satu kekurangan.
Baca juga: Vakum 35 Tahun, Ajang Balap Tradisional Tanpa Mesin Kembali Digelar
Kekurangan yang dimaksud berupa jenis dan kapasitas baterai, yang semuanya masih menggunakan jenis SLA atau Super Graphene, dengan kapasitas yang tidak lebih dari 60 volt 40 Ah.
“Kalau diganti menggunakan jenis lithium ion, kapasitasnya bisa jauh meningkat, Mungkin (modifikasi) ini bakal banyak diminati nanti,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.