JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beberapa rangkaian persiapan yang dilakukan guna mempersiapkan bus sebelum digunakan. Bisa dikatakan, hal itu merupakan ritual wajib pra-keberangkatan.
Prasetyo Adhi Wibowo, Pemilik Bengkel Bus dan Truk ASNpro mengatakan, persiapan itu terbilang wajib dan sudah dipahami oleh petugas bus, baik itu mekanik, sopir, bahkan kernet.
“Persiapan ini dilakukan petugas bus dan mereka memang wajib tahu, ini sudah SOP dasar. Karena kalau semisal ada kendala selama perjalanan, penaganan tecepat ya hanya bisa dilakukan mereka,” ucapnya kepada Kompas.com, Senin (8/5/2023).
Dia menambahkan, perawatan bus secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yakni perawatan slow moving dan fast moving.
Baca juga: Kenali 3 Jenis Rem pada Bus, Mulai Tipe Kaki sampai Knalpot
“Slow moving itu perawatan tahunan dan bulanan, rutin dilakukan dalam rentang waktu lama dan dikerjakan bengkel servis. Kalau fast moving itu perawatan mingguan dan harian, waktunya pendek dan bisa dikerjakan kru bus,” kata Adhi.
Perawatan pra-keberangkatan alias daily maintenance masuk ke dalam kategori fast moving dan dilakukan harian. Proses ini mencangkup beberapa pemeriksaan dan pengetesan.
Tahap pertama yang dilakukan saat daily maintenance yaitu visual check, artinya memeriksa kesiapan semua komponen berdasarkan penampakan kondisinya
“Misalnya kondisi cairan-cairan seperti pelumas, oli, air radiator dan semacamnya. Kondisi karet ban, fan belt juga diperiksa. Sopir sudah punya list daftar bagian-bagian mana yang harus diperiksa,”
Baca juga: Buat yang Belum Tahu, Ini Beda Perawatan Rem Mobil dan Rem Bus
Jika ada kekurangan atau kerusakan yang ditemukan saat inspeksi visual, bus dianggap bermasalah dan mungkin tidak diizinkan jalan sampai kondisinya dibetulkan.
Tahap daily maintenance kedua adalah engine check. Sesuai namanya, pemeriksaan ini berfokus pada sektor mesin bus.
“Sekalian bus inreyen (dipanaskan) supaya mesin mencapai suhu kerja optimal. Nanti juga akan diperiksa apakah ada kebocoran pada mesin atau suara-suara ngelitik,” kata dia.
Jika kinerja mesin dipastikan aman dan suhu kerja optimal bisa tercapai tanpa kendala, bus bisa dipastikan layak jalan dan bisa diberangkatkan.