Depok, KOMPAS.com - Bengkel-bengkel custom biasanya bersedia menerima modifikasi bergaya retro dari jenis motor apapun. Sepanjang konsumen memiliki dana yang cukup, bengkel custom bersedia mengubah bentuk motor sesuai permintaan.
Bengkel custom juga bersedia menerima pesanan dengan dana terbatas. Namun dengan syarat, motor yang digunakan bentuknya nyaris mendekati bentuk motor retro. Tujuannnya agar modifikator tidak perlu melakukan banyak ubahan.
Maiyudi alias Negro, modifikator sekaligus pemilik bengkel custom Clacustique di Depok mengatakan, biaya paling minim yang dikenakannya untuk jasa modifikasi retro ada pada kisaran Rp 8 juta. Biaya tersebut sudah termasuk pengerjaan untuk ubahan bentuk tangki, jok, buntut belakang, dan pergantian lampu depan.
Baca juga : Modal Rp 7 Juta, Suzuki Thunder Jadi Bertampang Retro
Untuk mengerjakan motor dengan biaya tersebut, jenis motor yang digunakan harus sport naked dengan suspensi dualshock. Contohnya adalah Honda Megapro generasi lama, Honda Tiger ataupun Suzuki Thunder.
Bentuk dari motor jenis tersebut dianggap paling mendekati motor retro. Sehingga modifikator tidak perlu melakukan terlalu banyak ubahan.
"Pada dasarnya lebih mudah dualshock. Cuma kalau motor 200cc ke atas kan jarang yang pakai dualshock," kata Negro saat ditemui Kompas.com di bengkelnya di Tanah Baru, Depok, Senin (19/2/2018).
Baca juga : Buang Jenuh Tampilan Tiger dengan Gaya Scrambler
Menurut Negro, bengkel-bengkel custom biasanya menetapkan biaya tambahan untuk pengerjaan ubahan monoshock menjadi dualshock. Untuk di bengkelnya sendiri, Negro menyebut tidak ada biaya tambahan. Sepanjang pesanan modifikasinya menyeluruh dan bukan satu atau dua bagian saja.
Baca juga : Ketika Honda Scoopy Bermain Cafe Racer
"Kalau dibangun full tidak ada perbedaan biaya. Yang tadinya dual shock tetap dual shock.
Misalnya monoshock, minta diganti dualshock, sama saja harganya. Catatan shocknya beli sendiri. Kalau ada biaya tambahan seharga shock-nya aja," ujar Negro.