Jakarta, KompasOtomotif – Teknologi e-Power dari Nissan pertama kali dibenamkan di model produksi hatchback Note dan sudah meluncur di Jepang pada Oktober 2016. Spesifikasi yang dibawa unik, menggabungkan mesin konvensional dengan motor listrik namun sebutannya bukan hibrida.
Pada sistem hidbrida berarti memiliki dua sumber tenaga, misalnya mesin konvensional dan motor listrik, yang keduanya bisa menggerakan roda. Sementara pada e-Power, roda mobil sepenuhnya digerakan tenaga listrik sedangkan mesin pembakaran cuma bertugas mengisi energi baterai via inverter.
Kendati menggendong mesin konvensional, Note e-Power cuma bisa bergerak menggunakan tenaga listrik Peran mesin konvensional 1.2L serupa Nissan March pada Note e-Power membuat pemiliknya tidak perlu mengisi baterai dari sumber listrik rumahan. Biar baterai tetap terisi, pemilik hanya perlu terus mengisi bensin.
Walau belum terungkap resmi, Nissan Motor Indonesia (NMI) juga diketahui berencana meluncurkan Note e-Power di Tanah Air. Pihak NMI masih menunggu aturan baru dari pemerntah tentang mobil listrik.
Bila mengacu pada regulasi yang berlaku sekarang, Note e-Power kemungkinan besar dikategorikan sebagai kendaraan hibrida. Itu berarti beban pajaknya akan berlipat karena membawa dua sumber penggerak dan mempengaruhi harga jual ritel.
“Semoga saja pemerintah bisa kasih solusi relevan pada teknologi mobil listrik. Mobil ini kan seperti jembatan menuju era mobil listrik. Menurut kami (Note e-Power) yang paling relevan (untuk sekarang ini di Indonesia), tapi apa peraturannya ada?” kata Hana Maharani, Head of Communication NMI, di Karawang, Senin (23/10/2017).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.