Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Carry Lebih Laku ketimbang Mega Carry?

Kompas.com - 27/01/2017, 16:42 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) punya dua jago di segmen low pick up. Mereka adalah pikap Carry (Futura) dan Mega Carry (berbasis APV). Meski tercebur di segmen yang sama, keduanya tak sikut-sikutan, justru saling melengkapi.

Menariknya di sini, Carry justru lebih laku ketimbang Mega Carry. Padahal, secara dimensi, Carry lebih kecil, termasuk bak. Mega Carry bahkan sudah punya opsi penambah kenyamanan, seperti pendingin kabin (AC) juga pengenteng setir (power steering).

Dari data SIS, tahun lalu duet ini terjual 43.443 unit. Setelah dipilah, 67,6 persen di antaranya atau 29.408 unit adalah hasil dari penjualan pikap Carry. Sedangkan sisanya, 14.035 unit atau 33 persen disumbang oleh Mega Carry.

SIS Suzuki Mega Carry Extra.
Kira-kira, apa alasan orang lebih memilih Carry yang notabene lebih kecil dan ”jadul” ketimbang Mega Carry? Direktur Penjualan SIS, Makmur, menyatakan bahwa hal ini terjadi lebih karena alasan sejarah.

”APV (pikap) kan baru launching 2011. Kalau Carry sudah lama, lintas generasi. Banyak yang sudah mengakui kekuatannya, bandel, dan sebagainya. Dari sisi harga juga berbeda. Selisihnya hampir Rp 10 juta (Mega Carry lebih mahal),” ujar Makmur.

Mereka berdua dianggap SIS tak akan saling makan. Carry dan Mega Carry akan memperluas pilihan pada pengusaha untuk mendapatkan low pick up yang sesuai dengan kebutuhan.

Buktinya, secara tidak langsung, SIS sudah memisahkan keduanya di area yang berbeda agar saling melengkapi. Selain harga, keduanya juga beda gaya, ukuran, juga fitur kenyamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau