Jakarta, KompasOtomotif – Toyota Calya yang nyemplung ke pasar mobil Tanah Air mulai Juli 2016, sukses menjelma jadi raksasa. Hanya butuh enam bulan, mobil murah berlabel Toyota ini berhasil merajai segmen low cost green car/LCGC) di Indonesia.
Meskipun, kanibalisme antara model LCGC Toyota lainnya, yakni Agya sulit terhindarkan. Agya yang sempat berlabel model LCGC terlaris 2015, harus rela turun ke posisi kedua. Sementara Daihatsu Ayla masih membuntuti di posisi ketiga.
Dari data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dari Juli-Desember 2016, angkanya mencapai 47.287 unit, dengan rata-rata penjualan per bulan 7.881 unit. Angka tersebut masuk dalam target yang ditetapkan Toyota Astra Motor (TAM) di 7.000-8.000 unit.
Posisi kedua masih dari keluarga Toyota, yaitu Agya, yang berhasil sampai 45.009 unit, atau turun 21,92 persen jika dibanding 2015. Bisa diperkirakan pertumbuhan negatif ini, lantaran berpindahnya konsumen ke Calya.
Membuntuti di belakang Agya, ada Daihatsu Ayla dengan perolehan 39.087 unit. Uniknya, Ayla berhasil menaikkan pasokan menjadi 11,41 persen dibanding tahun lalu. Baru pada urutan keempat ada Honda Satya yang juga ikut melonjak 14,61 persen, menjadi 36.470 unit sepanjang 2016.
Jika Calya berhasil menyalip pendahulunya, tidak begitu untuk kembarannya Daihatsu Sigra, yang hanya berhasil sampai di belakang Satya, dengan pencapaian 31.939 unit. Lalu dua terbontot ada Datsun Go&Go+ (25.483 unit) dan Suzuki Wagon R (9.905 unit).