Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Penyakit Kambuhan" Saat Sering Hajar Lubang

Kompas.com - 23/06/2016, 16:03 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif — Musim hujan yang belum tentu berlalu acap menimbulkan genangan, dan efeknya menambah banyak jalanan berlubang. Hati-hati buat para pesepeda motor, jangan terlampau sering menghajar lubang. Tak cuma efek buruk yang muncul pada motor, hal itu juga berpotensi mencelakai.

Sering terpaksa menghajar karena tidak ada kesempatan menghindar, efek yang diderita biasanya makin besar. Sebab, saat melewati lubang, pengendara belum sempat mengerem dan cenderung pasrah. Kekuatan hantaman terbesar diderita oleh bagian kaki-kaki.

”Kalau sering kena lubang, sudah pasti bagian setir atau kaki-kaki bermasalah. Cirinya, setir mulai oleng. Atau saat jalan mulai ada ganjalan pada ban, ada bunyi-bunyian di kaki-kaki, dan banyak lagi,” kata Supriyono, atau akrab disapa Priyo atau Babe, mekanik senior Omega Motor, Jatinegara, Rabu (23/6/2016).

Jika mulai merasakan beberapa hal tersebut di atas, ada baiknya mengecek beberapa komponen berikut ini:
1. Merasa setir mulai oleng, berat saat dibelokkan, atau posisi setir tak lagi lurus, coba cek komstir, atau segitiga pada setang bagian dalam. Efek benturan ke bagian ini membuat komstir oblak. Anda akan terus merasa didikte oleh belokan-belokan kecil, dan ini cukup berbahaya.

2. Laher as roda juga bisa menjadi biang setir mulai terasa oleng dan kerap belok sendiri. Laher aus karena benturan dan membuat posisi roda tak presisi.

3. Terasa ada yang mengganjal pada ban, dibuat jalan terasa ndut-ndutan, ini sudah pasti ada masalah dengan ban. Jika terkena lubang pada posisi yang sama, ban bisa benjol atau dalam kondisi permukaan tidak rata.

4. Sepeda motor mulai goyang-goyang, curigai juga pelek. Obat sementara, yang pakai model jari-jari, pelek sebaiknya disetel. Sementara itu, untuk pengguna pelek racing, lingkaran penyangga ban itu bisa di-press. Perhatikan saksama jika Anda pengguna pelek racing. Jika pelek sudah parah, biasanya ada bagian yang retak dan wajib diganti.

5. Terasa mulai keras, ini pertanda shock absorber juga sudah ”trauma”. Daya redam tak lagi maksimal akibat sering bekerja secara ekstrem karena benturan. Penggantian oli perangkat peredam kejut ini disarankan paling tidak setiap 12.000 km.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau