Teheran, KompasOtomotif – Nasib industri otomotif Iran berada di ujung tanduk. Hal itu setelah rakyat ramai-ramai melancarkan aksi boikot mobil produksi dalam negeri lewat media sosial. Alasannya, mobil dipaksakan terus dijual dengan kualitas mutu sangat rendah, tetapi harga sangat mahal.
Ini adalah buntut dari sanksi politik yang diberikan Eropa dan Amerika Serikat terkait permasalahan keamanan dunia yang berimbas pada industri otomotif. Ramai-ramai merek Eropa angkat kaki dan industri mobil praktis dikuasai pemain lokal, yakni Khodro dan Saipa.
Ironisnya, menurut rakyat Iran, mobil produksi dalam negeri itu tak memenuhi standar keamanan yang mumpuni. ”Produsen mobil Iran meraup untung dengan mengkhianati nurani. Banyak nyawa hilang karena kesalahan teknis pada mobil,” ucap Vali, pengguna layanan Telegram dikutip AFP, (14/9/2015).
Data terbaru juga mendukung pernyataan Vali, bahwa hampir 200.000 orang tewas di jalanan setiap tahun karena kecelakaan. Bahkan polisi setempat memberi keterangan, banyak kejadian diakibatkan karena faktor mobil.
”Meski dilengkapi kantung udara dan rem anti-mengunci (ABS), namun mobil buatan dalam negeri tetap tidak memenuhi standar keamanan. Hal itu karena kurangnya pengawasan dan kompetensi di bidang manufaktur,” ujar Eskandar Momeni, Wakil Kepala Keplisian Iran.
Perang argumen
Aksi rakyat itu memantik reaksi pemerintah. Pejabat yang berwenang mengatakan bahwa seharusnya mobil buatan dalam negeri jauh lebih murah ketimbang produk impor, sekaligus menciptakan lapangan kerja.
”Kampanye ini (boikot) adalah keliru dan anti-revolusi. Lebih jauh lagi akan menghancurkan perekonomian dalam negeri,” kata Mohammad Reza Nematzadeh, Menteri Perindustrian dan Pertambangan Iran.
Namun rakyat Iran tak mau menyerah. Lewat Twitter, Hassan Mostafavi, membalas pernyataan Nematzadeh. ”Memaksakan mobil tidak standar, mahal, dan tidak berkualitas ekspor, adalah pengkhianatan terhadap rakyat dan industri Iran," ucap Mostafavi.
Redam situasi
Namun situasi itu coba diredam Presiden Iran Hassan Rouhani yang meminta sang menteri menghormati dan mendengarkan kritikan rakyat. Bahkan CEO Saipa Corp, Mehdi Jamal, meminta maaf kepada rakyat Iran saat tampil di acara televisi dan berjanji akan meningkatkan kualitas produk melalui rencana khusus.
Industri mobil dalam negeri Iran memang instan. Mereka ingin serbacepat, seperti ketika Saipa membeli Pride milik Kia dari Korea. Mobil ini menjadi yang termurah, dibanderol sekitar 6.680 dollar AS alias cuma Rp 96 juta, atau setara 22 bulan upah minimum di Iran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.