Cirebon, KompasOtomotif – Rasa penasaran soal performa Grand New Avanza dengan mesin baru perlahan terobati. Sehari setelah resmi diluncurkan di Jakarta pada 12 Agustus 2015, KompasOtomotif berkesempatan menjajal teknologi dual VVT-I yang dibenamkan pada mesin tipe G 1.5L bertransmisi manual 5-percepatan dalam perjalanan bersama rombongan Toyota Astra Motor (TAM) ke Cirebon, Kamis (13/8/2015).
Rute perjalanan yang ditempuh melewati tol Cikampek lalu menuju tol terpanjang di Indonesia, Cikopo-Palimanan (Cipali). Sebagian besar pengujian dilakukan di jalur bebas hambatan, cara berkendara tidak normal sebab ingin mengejar merasakan performa.
Mesin baru 1.5L Grand New Avanza menggunakan tipe 2NR-VE berteknologi bukaan elektronik katup masuk (intake) dan buang (exhaust), dual VVT-i. Dari data spesifikasi, tenaga dan torsi maksimal tidak berubah dibanding mesin lama, yaitu 104 tk dan 136 Nm. Hanya ada sedikit perbedaan, yaitu torsi puncak bisa didapat lebih cepat yakni pada 4.200 rpm, sebelumnya 4.400 rpm.
Sekilas bisa ditebak, performa MPV berpenggerak roda belakang ini seharusnya tidak banyak berubah. Tapi setelah dicoba, rasanya jauh beda. Pengoperasian mobil lebih baik, akselerasi lebih padat, dan gejala seperti mesin “batuk-batuk” saat proses buka-tutup pedal gas berkurang drastis.
Dari perspektif pengendara, teknologi dual VVT-i mengurangi sebagian besar kebiasaan buruk mesin lama. Buat siapa saja yang pernah mengemudikan Avanza lama, pasti akan memahami hal itu.
Tenaga dan torsi sama, tapi proses menghasilkannya lain. Teknologi dual VVT-i bekerja dengan cara yang berbeda dibanding mesin lama dengan VVT-i. Sistem kerjanya mengatur secara individu bukaan katup masuk dan buang di atas ruang bakar, sebelumnya pada VVT-i cuma katup masuk yang dikendalikan.
Bekerja individu menawarkan keuntungan, sebab waktu pembakaran bisa bergeser sesuai kebutuhan. Kebutuhan udara untuk pembakaran sudah lebih baik, tapi perbaikan itu juga perlu diikuti perubahan suplai bahan bakar dan percikan api.
Itu sebabnya lubang injektor diperbanyak menjadi delapan dengan ukuran lebih kecil agar semprotan bahan bakar lebih halus hingga mempercepat pembakaran sekaligus efisien karena lebih sedikit yang terbuang. Pembakaran juga didukung pemakaian busi iridium yang memercikan bunga api lebih besar. Busi iridium memang lebih mahal, namun perawatannya lebih mudah sekaligus usia pakainya mencapai 100.000 km
Kerja mekanis pedal gas menggunakan kabel telah dipensiunkan lalu diganti elektronik, drive by wire. Pengemudi akan merasakan respon pijakan pedal gas yang dibaca electronic control unit langsung mengubah performa mesin. Cara kerja ini mengurangi gejala “ngempos”dan “ndut-ndutan” yang sering dikeluhkan pengemudi Avanza lama.
TAM tidak memberikan sesi khusus pengujian bahan bakar, tapi saat peluncuran pernah diklaim mesin baru 15 persen lebih irit. KompasOtomotif sempat mencoba mencari angka efisiensi terbaik Grand New Avanza, hasil yang didapat adalah 17,1 kpl seperti tertera pada indikator di multi-information display (MID).
Angka efisiensi bahan bakar memang relatif, ada banyak faktor yang memengaruhi seperti cara berkendara, kondisi mobil, situasi jalan, hingga cuaca. Tapi secara objektif perlu diketahui, Grand New Avanza rata-rata lebih berat 60 kg (tergantung tipe) dibanding sebelumnya, terdiri dari 20 kg penambahan di bagian mesin dan sisanya berasal dari bodi termasuk tambahan peredam untuk kesenyapan kabin.
Total bobot yang bertambah seperti setara satu penumpang di kabin. Logikanya, konsumsi bahan bakar akan lebih buruk bila menggunakan mesin lama. Meski begitu, poin positifnya adalah performa Avanza dikemas berbeda, jauh menyenangkan buat pengemudi dibanding sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.