Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Basis Produksi Mobil di ASEAN

Strategi Filipina Kejar Thailand dan Indonesia

Kompas.com - 19/03/2015, 12:54 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Manila, KompasOtomotif - Pemerintah Filipina tak mau berdiam diri dan melihat negaranya hanya menjadi pasar dalam hal basis produksi mobil. Kini, Presiden Benigno Aquino berambisi menjadikan Filipina sebagai salah satu basis produksi mobil di Asia Tenggara, bersaing dengan Thailand dan Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, Aquino bahkan menggulirkan program khusus, Comprehensive Automotive Resurgence Strategy (CARS), guna melanggengkan rencananya itu mulai tahun ini. Insentif berupa potongan pajak tiga kali lipat lebih besar untuk satu pabrikan otomotif.

"Membangun rantai industri otomotif akan berguna bagi sektor lain, dan kami pikir menjadi basis produksi regional akan mengisi kekosongan kami dalam hal manufaktur," jelas Gregory Domingo, Menteri Perdagangan, dilansir Bloomberg, (10/3/2015).

Filipina mau mengikuti langkah sukses Thailand dalam membangun industri otomotif, mendorong para pekerja muda dan ledakan ekonomi sejak 1950-an. Beberapa merek dunia, termasuk Volkswagen AG, akan coba dibujuk Aquino untuk menanamkan modalnya di Filipina. Presiden juga menjanjikan pembangunan infrastruktur, termasuk jalan dan bandaran udara, tahun ini untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.

"Dukungan pemerintah akan menjadi faktor penentu masuknya investasi asing dan ekspansi pabrik di masa depan. (Insentif ini) akan menguntungkan baik untuk pemerintah maupun sektor swasta, jika layak secara administratif," jelas Rommel Gutierrez, juru bicara Toyota Motor Corporation di Manila, yang juga Presiden Asosiasi Industri Manufaktur Otomotif Filipina (CAMPI).

Domingo melanjutkan, setiap perusahaan otomotif wajib memproduksi jumlah minimum yang ditetapkan pemerintah untuk menikmati insentif yang disiapkan. Sayang, Domingo masih belum mau membeberkan jumlah kapasitas minimum yang ditetapkan. Namun, Pemerintah Filipina dikabarkan tengah mempertimbangkan angka 40.000 unit per tahun untuk menerima insentif, dilansir Manila Bulletin (November 2014).

Infrastruktur

Jika target utama Filipina memperbesar kapasitas produksi, hambatan kurangnya infrastruktur menjadi salah satu faktor utama di sektor industri otomotif. "Jika mau mulai mengekspor mobil, Anda butuh jalan dan pelabuhan yang bagus, dan itu butuh langkah bersama sekaligus menawarkan insentif," beber Rahul Bajoria, pakar ekonomi di Barclays, Singapura.

Industri otomotif menyumbang 3,6 persen pertumbuhan ekonomi Filipina di 2011, menurut studi Ramon Vicente Kabigting, Direktur Eksekutif Konsulat Persaingan Otomotif Filipina. Program CARS diciptakan untuk menghapus defisit impor 17 miliar dollar AS pada 2022, menurut Philippine Daily Inquirer (Oktober 2014).

Manufaktur Filipina tumbuh rata-rata 9,4 persen di 2013 dan 2014, sementara investasi asing langsung (FDI) naik 66 persen menjadi 6,2 miliar dollar, tahun lalu, dilansir Bank Pusat Filipina. 2013 lalu, Thailand menerima FDI hingga 12,6 miliar dollar AS, sedangkan Vietnam mampu menarik 8,9 miliar dollar AS.

"Kami tidak bisa bersaing langsung dengan kelebihan Thailand, di mana sudah jauh meninggalkan kami, dalam hal kapasitas produksi mobil. Visi ini adalah mencari pasar khusus untuk regional ini, produksi massal untuk model itu yang belum diproduksi di Thailand," beber Domingo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau