Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bahaya Angin Kencang Saat Berkendara

Kompas.com - 06/08/2014, 16:35 WIB
Azwar Ferdian

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Musa (26) sedang berkendara sepeda motor di jalan layang TB Simatupang, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Memacu skutik dengan kecepatan 80 kpj, pegawai swasta ini sempat merasa oleng setelah diterpa angin kencang. Bahkan ia sempat kehilangan kendali. Beruntung tidak sampai terjatuh dan masih bisa melanjutkan perjalanan ke kantor.

"Anginnya kencang banget, motor sampai seperti pindah jalur sendiri. Bahaya juga kalau sedang ngebut di flyover dengan situasi angin kencang seperti ini," cerita Musa kepada KompasOtomotif.

Situasi cuaca panas dan hambusan angin kencang sedang melanda beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek. Kondisi seperti ini biasa terjadi saat masa pancaroba, atau peralihan musim hujan ke musim panas. Para pengendara sepeda motor wajib waspada dengan situasi ini, karena berpotensi menyebabkan kecelakaan.

"Ini adalah efek dari pancaroba, hingga intensitas angin begitu tinggi. Sebenarnya, tanpa situasi seperti ini saja pengendara sepeda motor harus mengerti dengan kondisi yang dinamakan side wind (angin samping), biasanya terjadi di terowongan atau celah tembok di sisi jalan. Apalagi dengan tambahan angin di peralihan musim seperti sekarang, kita harus esktra waspada," jelas Jusri Pulubuhu, Kepala Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), saat berbincang dengan KompasOtomotif, Rabu (6/8/2014).

Jusri melanjutkan, side wind bisa dirasakan semua pengendara baik kendaraan roda dua atau roda empat. Tapi, risiko terbesar jelas berpotensi kepada pengendara sepeda motor, karena pada prinsipnya sepeda motor tidak stabil dan butuh keseimbangan.

"Kecepatan ideal sepeda motor pada situasi cuaca normal ada di angka 60 sampai 80 kpj. Tapi saat ada angin samping, pengendara harus menurunkan kecepatan serendah-rendahnya. Pengendara harus punya filosofi kecepatan sesuai kondisi tanpa melebihi ambang batas. Bila terhempas angin, motor bisa kehilangan keseimbangan dan tentu saja kemungkinan besar jatuh," jelas Jusri lagi.

Jalan layang lebih bahaya
Situasi angin kencang di jalan layang (flyover) lebih berbahaya dibanding jalan bawah. Karena, semakin tinggi permukaan jalan maka hembusan angin akan semakin kuat. Pengendara harus mengantisipasi titik-titik rawan terjadinya side wind.

Selain itu, kebiasaan pengendara di Indonesia adalah memacu sepeda motor lebih kencang saat akan atau sedang hujan. Ini adalah tindakan berbahaya, karena biasanya kecepatan angin menjelang hujan sedang tinggi.

Waspadai juga bahaya dari atas, yang kerap lolos dari pengamatan. "Bahaya dari atas seperti tertimpa batang pohon, papan iklan atau kabel. Amati situasi sekitar baik depan, belakang, samping dan juga atas, agar meminimalisir potensi kecelakaan," tutup Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau