Produsen ban asal Jepang itu, mengaku mengalami penurunan pesanan komponen. Chief Executive Officer Bridgestone, Masaaki Tsuya, mengatakan, surutnya permintaan pasokan dari pabrikan mobil terjadi bukan cuma di Thailand, tetapi di seluruh dunia. Bridgestone memilih untuk menunda produksi beberapa ban spesifik, seperti kendaraan alat berat untuk pertambangan di fasilitas pabrik baru.
"Akan butuh waktu cukup lama sebelum permintaan di segmen alat berat pertambangan kembali memanas. Produksi akan mulai bergulir ketika permintaan mulai masuk," jelas Tsuya, seperti dilansir Bloomberg (17/6/2014).
Tsuya mengatakan, perusahaan mulai memperluas cakupan bisnis dengan menambah kemampuan produksi ban alat-alat berat, untuk pertambangan karena potensi keuntungan lebih baik. Pabrik baru itu semula ditargetkan mulai produksi tahun depan, dengan kapasitas maksimum mencapai 85 ton per hari, bertahap hingga 2019.
Menurut pihak perusahaan, kondisi politik yang tengah memanas di Thailand tidak mempengaruhi kapasitas produksi di pabrik lama. Total tiga pabrik Bridgestone di Thailand masih beroperasi normal dalam kapasitas penuh. Di sisi lain, Honda sebelumnya mengatakan kondisi politik Thailand membuat prinsipal menunda enam bulan pembangunan pabrik ketiganya, sambil menunggu kondisi mulai reda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.