Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mobil Murah" Tak akan Bisa Lagi Minum BBM Bersubsidi

Kompas.com - 17/04/2014, 14:30 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepakat, untuk mengecilkan lubang tangki bensin mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC), guna menghindari konsumen untuk beli bahan bakar bersubsidi. Untuk melakukan ini para produsen akan menunggu payung hukum dari Kementerian Perindustrian untuk melakukan itu.

Pertemuan untuk membicarakan sikronisasi antara ujung selang (nozzle) dispenser bahan bakar bersubdisi, dengan lubang tangki bahan bakar produk LCGC, dilakukan antara Menteri Perindustrian MS Hidayat, Ketua Umum Gaikindo Sudirman Maman Rusdi, dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, di Kantor Pusat Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2014).

Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gaikindo, menjelaskan, pengecilan lubang tangki akan dilakukan setelah mendapat kepastian hukum, dari Kementerian Perindustrian selaku pembina industri nasional. Perubahan ini relatif mudah dilakukan karena tidak membutuhkan proses yang berbelit.

"Intinya kami siap, tinggal tunggu SK (surat keputusan) dari Kemenperin, tinggal dilakukan. Tapi, kami minta waktu tiga sampai enam bulan untuk persiapan," jelas Sudirman di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Dijelaskan, selain lubang tangki LCGC yang diperkecil, pihak Pertamina juga akan menyeragamkan nozzle dispenser Premium di seluruh SPBU di Indonesia. Untuk menyeragamkan ini butuh waktu, karena dari ribuan SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia, hanya 78 lokasi milik langsung Pertamina.

"Ibu Karen bilang butuh waktu untuk pemetaan dengan pemilik SPBU swasta, dari situ baru kembali lagi ke Kemenperin untuk disiapkan regulasinya," beber Sudirman.

Regulasi
Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian menambahkan, pihaknya menginginkan regulasi segera dikeluarkan supaya pihak industri bisa langsung mengikuti. Tapi, menunggu hasil pemetaan dari Pertamina dulu.

"Saya maunya sih tiga bulan bisa jalan, mudah-mudahan bisa lancar," jelas Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau