Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ATPM Ancam Keluar dari Program "Mobil Murah"

Kompas.com - 14/04/2014, 09:00 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terjadi sejak akhir tahun lalu, mulai berpengaruh pada program mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC), yang dicanangkan pemerintah Indonesia. Dampak lonjakan harga bahan baku, ongkos produksi, dan biaya distribusi yang ikut naik, membuat sejumlah agen tunggal pemegang merek (ATPM) menuntut kenaikan harga acuan mobil murah.

"Mereka bahkan ada yang mengancam mau keluar dari program dan menghentikan investasi. Mudah-mudahan tidak dilakukan," ujar salah satu eksekutif dari Kementerian Perindustrian kepada KompasOtomotif, Jumat (11/4/2014).

Sayang ketika ditanya merek yang dimaksud, sumber itu belum mau menyebutkan namanya. Tapi, mengindikasikan kalau ancaman ini benar dan bisa dilakukan, jika pemerintah tidak memberikan solusi.

Sorotan
Sorotan isyu juga tengah mengarah pada semakin meningkatnya penjualan produk LCGC di pasar mobil nasional. Masalahnya, mayoritas para pembeli mobil murah ini justru mengonsumsi BBM bersubsidi sehingga menjadi kambing hitam jebolnya anggaran belanja negara (APBN).

Pasalnya, komposisi jumlah LCGC dibandingkan total penjualan mobil nasional masih relatif kecil. Periode September 2013-Februari 2014, total mobil murah yang terjual di Indonesia hanya berkisar 10.000-15.000 unit per bulan. Sama dengan 10-15 persen total pejualan mobil nasional per bulan yang tercatat sekitar 100.000 unit per bulan.

"Sebenarnya yang banyak mengonsumsi BBM subsidi itu justru mobil-mobil yang sudah ada lebih dulu di pasar, kelasnya Avanza, Ertiga, dan sebagainya," tukas salah satu eksekutif Toyota Indonesia, belum lama ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com