"Kapasitas produksi terpangkas 50 persen dari 700 unit menjadi 350 unit per hari," jelas Shekar Viswanathan, Eksekutif Senior Toyota Kirloskar, dilansir AFP, Senin (7/4/2014).
Di pabrik itu, Toyota merakit total 310.000 unit, termasuk Camry, Corolla, dan Prius yang sebagian besar dipasok untuk pasar domestik India. Situasi belum pulih, semenjak para pekerja mogok kerja, mendesak kenaikan gaji, awal tahun ini.
Kode etik
Toyota meminta pekerja untuk kembali bekerja mulai 24 Maret 2014 dengan menandatangani kode etik. Pihak manajemen memberi sangksi skorsing pada beberapa pekerja sebelumnya, karena dinilai mengganggu kestabilan kegiatan produksi dan mengancam keselamatan para penyelia perusahaan.
Viswanathan mengelak pada klaim para pekerja, yang menyatakan penandatanganan kode etik itu membelenggu hak pegawai untuk berserikat. Toyota berdalih, dengan penandatangan kode etik, bisa menghindari aksi anarkis atau gangguan pekerja lain yang pernah terjadi di pabrik otomotif lain di India.
Pada 2012, pekerja di pabrik Maruti Suzuki melakukan kekacauan yang berakhir pada terlukanya 100 orang dan terbunuhnya satu eksekutif perusahaan. Kala itu, pertikaian juga dipicu terjadinya tuntutan kenaikan gaji yang masih dalam proses negosiasi dengan pihak manajemen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.