AMSTERDAM, KOMPAS.com – Desember lalu pada kompresi “Future of Electric Vehicle” atau masa depan mobil listrik di San Jose, Amerika Serikat, perwakilan dari Universitas Teknologi Eindhoven Belanda mempresentasikan hasil riset institusinya, yaitu tipe suspensi baru yang bekerja secara elektromagnetik.
Lebih tepatnya yang dipresentasi kan tersebut adalah komponen utama suspensi yaitu kita kenal dengan sokbreker atau peredam kejut (shock absorber). Ternyata, hasil pengembangan dari universitas tersebut mengalami kemajuan dan terakhir mengirimkan hasil ke media internasional.
Mobil tes yang digunakan untuk menguji sokbreker ini sempat mengikuti AutoRAI di Amsterdam minggu lalu. Sementara itu, rilis dikirimkan Universitas Eindhoven membeberkan detil makin lengkap tentang sokbreker ini. Klaim dari universitas terebut, dengan sokbreker ini tingkat kenyamanan dan stabilitas kendaraan naik 60 persen.
Suspensi Aktif
Sokbreker ini tidak hanya bekerja secara elektromagnetik, juga aktif. Tepatnya, juga memberi respon mekanis bila mobil melaju di permukaan jalan yang tidak rata. Hebatnya lagi, kerja aktifnya kini dikontrol melalui komputer.
Komputer mengatur kerja suspensi berdasarkan informasi yang diterima dari akselerometer dan sensor lainnya pada kendaraan. Berdasarkan data tersebut kemudian sokbereker diatur kerjannya kembali dan hanya berlangsung dalam beberapa detik.
Suspensi aktif sebenanrya bukan baru pada suspensi mobil. Sudah banyak produsen yang menggunakannya. Kendati demikian, sistemnya bekerja secara hidraulik. Nah, para periset dari Eindhoven mengatakan kemampuan respon elektromagnetik jauh lebih bagus. Di samping itu juga dinial ebih aman. Pasalnya saat kendaraan diajak membelik, kondisi tetap mantap dan nyaman!
Tenaga Listrik
Ukuran peredam kejut elektromagnetiki ini sama dengan tipe konvensional,. Sistem terdiri dari pegas pasif dan aktuator elektromagnetik, unit kontrol dan baterai. Pegas – bekerja cukup baik – menghasilkan kepegasan, sementara magnet melakukan peredaman pasif. Bila baterai soak, sistem bekerja secara mekanis.
Konsumsi listriknya 500 watt atau semperampat dari tenaga yang dibutuhkan suspensi hidraulik. Umur pakai dan daya tahan baterai pun dinilai akan menjadi lebih lama. Bahkan, sifat elektromagnetik pada sokbreker bisa digunakn untuk menghasilkan listrik. Dijelaskan pula oleh para perancang sokbreker ini masih terus mengembangkan untuk mendapatkan kinerja yang terbaik, antara lain meningkatkan efisiensi energi.
Dijelaskan pula, peningkatkan kenyamanan mencapai 60 persen. Itu pun hanya dicoba pada satu roda dan dites secara simulasi di laboratorium. Sedangkan hasil tes dengan pemasangan pada dua roda, lebih mantap lagi.
Sokbreker ini sekarang msih dites. Setiap roda dilengkapi dengan sokbreker yang bekerja sendiri-sendiri. Direncakan, setiap unit suspensi (sokbreker) ini bisa saling berhubungan atau berkomunikasi dengan unit lainnya. Dengan ini, koordinasi gerakan sobreker sbiasa diatur lebih presisi lagi.
Kalau sudah mantap, suspensi ini dikembangkan Universitas Eindhoven yang mendapatkan bantuan dari perusahaan mekatronik asal Swedfia terkenal, SKF. Segera memantenkan dan memasarkannya secara komersial! Hebat juga perguruan tinggi sperti ini!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.