Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Berharap Ada BUMN Mau Memproduksi Mobil Hibrida Rekayasa Indonesia

Kompas.com - 19/03/2010, 09:28 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com – Prototipe mobil hibrida yang dibuat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang ditulis KOMPAS.com pada 8 Maret lalu mendapat respon dari berbagai masyarakat. Akhirnya, pihak LIPI pun mengajak rombongan wartawan Jakarta dan Bandung melihat, memperoleh keterangan langsung tentang proyek mobil tersebut. Bahkan juga berkesempatan menyaksi mobil tersebut dites dan menaikinya.

Tak kalah menarik, respon dari pihak LIPI, seperti yang dijelaskan oleh Ir Abdul Hapid yang langsung memimpin penelitian mobil ini, berharap muncul perusahaan umum milik negara (BUMN) yang konsen terhadap transportasi mau memproduksi mobil ini secara masal.

“Perusahaan swasta tentu susah,” komentarnya. Karena itu dijelaskankannnya pula, mobil hibrida hasil rekayasa LIPI ini tersebut bila diproduksi secara massal, diperkirakan harganya Rp 200 jutaan. “Biaya produksinya sekitar Rp 170 –Rp 180 juta,” tambahnya.

Untuk penelitian saja, sejak digulirkan pada 2005, menurut Hapid telah menghabiskan dana Rp 2,5 miliar. (Keterangan ini sekaligus mengoreksi data yang ditulis KOMPAS.com sebelumnya yang menyatakan LIPI bikin mobil hibrid seharga Rp 50 juta.)

Ditambahkan, biaya penelitian tersebut lebih kecil dibandingkan yang dilakukan di Amerika Serikat, menghabiskan dana 30 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Sayang, spesifikasi untuk produksi massal tidak dberikan secara detil. Kalau mengandalkan teknologi pada prototipe sekarang, tentu saja kurang nyaman dan menarik. Pasalnya motor bakar mengandalkan genset rumah tangga 2,2 kW dengan bunyi agak berisik.

Di samping itu, baterai yang digunakan masih jenis timah hitam dengan elektrolit (lead acid). Karena itu, ketika motor motor listriknya, beberapa ibu wartawan langsung nyeletuk, seperti bunyi mesin jahit.

Hapid mengakui, karena kerterbatasan dana dari pemerintah untuk penelitian ini menyebabkan pihaknya belum bisa menggunakan paket baterai lithiuim-ion. Harga untuk baterai mlihtium-ion bisa mencapai n Rp 250 juta,” jelasnya.

Sistem Seri
Menurut Hapid, ia memilih hibrida seri plug-in untuk menghemat biaya. Sebagai bukti, untuk prototipe hibrida yang dibuatnya, digunakan genset berkapasitas motor bakar 160 cc yang mampu menghasilkan tenaga 30 PS. “Tugas motor bakar hanya mengisi baterai. Dengan demikian jarak tempuh bisa lebih panjang. Baterai bisa diisi terus,” beber jelas Hapid.

Pada mobil hibrida prototipe LIPI ini menggunakan baterai konvensional khusus (densitas tinggi) yang masih mengandalkan sel timah hitam (lead). Jumlah baterai yang digunakan 12 buah dan setiap baterai menghasilkan tegangan 6 volt yang ditaruhi di bawah jok belakang. Nah, baterai ini, waktu pengisian lebih lama. Nobotnya juga lebih berat. Waktu pengecasan bisa 6-8 jam. Hal ini tentu saja tidak memungkinkan.

“Tentu saja nanti kemungkinan menggunakan baterai lithium-ion. Saya yakin, nantinya baterai lithium-ion akan menjadi lebih murah. Karena itulah, dari sekarang kami mengembangkannya. Kalau ada komponen yang lebih hebat kemampuannya, kami tinggal pasang saja. Tak kalah penting, kami atau bangsa Indonesia menguasai rekayasa dan punya paten desain teknologi mobil hibrida sendiri,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau