Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Mobil Tolak Tambah Kadar Ethanol di Amerika

Kompas.com - 29/09/2009, 16:47 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com- Makin menipisnya kandungnan minyak mentah, membuat industri otomotif dunia memutar otak mencari sumber bahan bakar alternatif.  Salah satunya bersumber dari nabati atau dikenal juga dengan ethanol. Penggunaan ethanol di Amerika sudah berlangsung cukup lama. Malah, pemerintah Negeri Adi Daya itu  berencana meningkatkan kandungan campurannya. Kenyataannya, justru mendapat tantangan.

Penggunaan ethanol  sebagai campuran bahan bakar di Amerika sudah berjalan sejak 1978 yang dilakukan oleh Enviromental Protection Agency (EPA).  Besar campuran ditetapkan maksimal 10 persen (E10). Nah, pemerintah berencana meningkatkannya menjadi  15 persen.

Akibatnya,  para produsen mobil kebakaran jenggot karena berpotensi menimbulkan korosi sehingga merusak mesin. Produsen ethanol di AS langsung menanggapi, semakin besar kandungannya dalam bensin,  tak akan membahayakan mesin. Apalagi sudah direncananya,  mulai 1 Desember 2009, EPA memutuskan menyetujui E15 atau sebaliknya. 

Empat senator negara bagian AS yang dipimpin oleh Ben Nelson mendesak EPA untuk segera mengesahkan usul  tersebut. Lebih dari 13.000 orang dan kelompok masyarakat telah mengusulkan sejak Maret lalu.

Didukung oleh Kongres AS yang ikut mendesak peningkatan penggunaan ethanol dari  11 miliar galon pada  2010 dan menjadi 36 miliar galon pada 2022 mendatang.

Mike Stanton selaku Chief Executive Officer (CEO) Asosiasi Industri Otomotif Internasional (Association of International Automobile Manufacturers/AIAM), organisasi perdagangan yang mewakili pabrikan mobil internasional mengatakan, AS tak akan mampu mencapai target konsumsi ethanol yang ditetapkan kongres pada 2022. Saat itu seluruh pompa bensin menerapkan E10.

AIAM memperingatkan, makin tingginya kandungan energi tergantikan itu justru akan meningkatkan emisi dan  memicu efek rumah kaca. Contohnya, di Baltimore, hampir sepertiga dari mobil patroli kota rusak total karena mengisi di pom bensin dengan kandungan ethanol10 persen lebih.

Stanton yang mewakili produsen, antara lain Chrysler, GM, Ford, Toyota, dan tujuh merek mobil lainnya, telah melayangkan surat Jumat (25/9) kepada Kongres untuk melakukan penelitian lebih lanjut sebelum memutuskan E15.

"Ide tersebut masih prematur. Sejak EPA tak lagi mengijinkan kendaraan konvensional untuk menggunakan bahan bakar bercampur ethanol lebih tinggi lagi, penelitian dampaknya terhadap mesin tak diketahui, diuji, atau dijamin kemampuan penggunaan E15," isi surat tersebut seperti dikutip detnews.com.

Selain mobil, penerapan E15 juga akan berdampak pada jenis kendaraan lain yang menggunakan mesin bensin. Salah satunya diutarakan Asosiasi Industri Mobil Salju Internasional (International Snowmobile Manufacturers Association) yang berbasis di Haslett.

Dijelaskan kadar ethanol yang makin tinggi akan merusak mesin mobil salju yang saat ini diandalkan di sektor pariwisata.Penolakan juga dilakukan asosiasi yang mewakili 80 juta pengguna kapal di AS, dengan pernyataan sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau