JAKARTA, KOMPAS.com - Survei terbaru bertajuk “Unveiling Electric Vehicle: Trends and Audience Preferences” mengungkap fakta menarik, di mana mayoritas masyarakat Indonesia ternyata lebih memilih kendaraan hybrid dibandingkan teknologi elektrifikasi lain.
Hal itu karena kendaraan hybrid dianggap sebagai solusi paling realistis di tengah keterbatasan infrastruktur dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dengan 91 persen responden menunjukkan minat tinggi untuk beli mobil hybrid, survei ini menyoroti optimisme konsumen terhadap teknologi ramah lingkungan, terutama jika harga kendaraan semakin terjangkau.
Lebih jauh, survei terkait melibatkan 575 responden yang mencerminkan atas berbagai segmen masyarakat. Dari sisi pendapatan, mayoritas responden berada pada rentang Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per bulan.
Selain itu, profil gender cukup seimbang, dengan 51 persen responden laki-laki dan 49 persen sisanya ialah perempuan.
Hasil survei menunjukkan bahwa kendaraan hybrid lebih diminati dibandingkan battery electric vehicle (BEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Preferensi ini dipengaruhi oleh ketergantungan masyarakat pada bahan bakar fosil dan keterbatasan infrastruktur.
Detilnya, sebanyak 91 persen responden menyatakan minat tinggi untuk membeli mobil hybrid, terutama jika harga berada di bawah Rp 300 juta. Maka diharapkan ke depan adanya variasi teknologi yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Survei juga menunjukkan bahwa masyarakat mendukung diversifikasi teknologi elektrifikasi. Mobil hybrid menjadi yang paling dikenal luas, dengan 79 persen responden familiar terhadap teknologi ini.
Mobil jenis ini dinilai sebagai solusi transisi yang ideal menuju elektrifikasi penuh, karena efisiensi bahan bakarnya yang tinggi dan pengurangan emisi yang signifikan.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/01/15/191200015/masyarakat-indonesia-diklaim-lebih-tertarik-pada-mobil-hybrid