BOGOR, KOMPAS.com - Yamaha optimistis penjualan sepeda motor pada 2025 akan lebih baik dari tahun lalu. Meski di atas kertas ada kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12 persen ada opsen pajak.
Sutarya, Senior Marketing Director Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), menyatakan optimisme terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Prabowo.
Sebab secara ketentuan, motor dengan kubikasi di bawah 250cc tetap dikenakan PPN 11 persen, sementara PPN 12 persen hanya berlaku untuk motor dengan kapasitas 250cc ke atas. Adapun saat ini volume penjualan Yamaha didominasi oleh motor kecil.
"Tidak ada, kita semangat aja sih. Ya yakin saja presiden baru, pasti tidak diam. PPN 12 persen ya alhamdulilah hanya untuk yang mahal," ujar Sutarya di Sirkuit Sentul Karting, Rabu (15/1/2024).
Sutarya yakin kenaikan PPN 12 untuk motor gede tidak akan banyak berpengaruh. Sebab konsumen di level ini mementingkan keinginan bukan lagi sekadar kebutuhan.
"Enggak, orang kaya ya tetap beli saja sih, kalau memang ingin. Mereka sudah sampai tahap keinginan, asal punya uang. Bukan kebutuhan," ujarnya.
Untuk diketahui penjualan motor secara nasional pada sepanjang Januari-Desember 2024 berhasil membukukan 6.333.310 unit.
Mengutip data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) perolehan ini meningkat 1,5 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara tahunan (year on year/yoy) sebanyak 6.236.992 unit.
Yamaha sendiri belum mengumumkan angka penjualan 2024. Namun berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, Yamaha menduduki posisi kedua sebagai merek motor terlaris di Indonesia.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/01/15/160100615/penjualan-moge-yamaha-tak-kena-dampak-ppn-12-persen-