Bicara Kemungkinan Mitsubishi Produksi Xpander Hybrid di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Insentif mobil hybrid diyakini menjadi salah satu alasan Mitsubishi Indonesia memproduksi sekaligus meluncurkan mobil Hybrid Electric Vehicle (HEV).

Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen di tahun depan.

“Mitsubishi Motors akan meningkatkan volume produksi Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) lebih banyak, dan kita akan perkenalkan banyak model baru termasuk yang elektrifikasi, seperti hybrid,” ucap Takao Kato, President & Chief Executive Officer Mitsubishi Motors, di Cikarang, Jumat (20/12/2024).

Sebagai informasi, saat ini pabrik Mitsubishi di Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri GIIC di Kabupaten Bekasi, Indonesia, telah mencapai satu juta unit produksi.

Pabrik yang mulai beroperasi pada April 2017 itu memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 160.000 kendaraan. Pada tahun fiskal 2019, kapasitas produksi tersebut ditingkatkan menjadi 220.000 kendaraan, dan kendaraan yang diproduksi oleh perusahaan tersebut kini telah diekspor ke sekitar 50 negara.

Ekspor Mitsubishi Indonesia tercatat juga sudah merambah banyak negara, seperti Timur Tengah, ASEAN, Afrika dan masih banyak lagi. Untuk itu, Takao mengatakan bahwa pihaknya berencana memproduksi mobil hybrid dan mengekspor ke berbagai negara.

“Kita akan produksi mungkin model hybrid, jadi nantinya model hybrid itu akan diekspor ke negara-negara tersebut,” kata Takao.

Ketika ditanya lebih spesifik mengenai model hybrid yang akan diproduksi di Indonesia, apakah merupakan Xpander Hybrid yang sudah meluncur lebih dulu di Thailand, pihaknya enggan menjawab, namun juga tidak membantah.

“Di masa mendatang, mungkin (Xpander Hybrid), tetapi masih rahasia,” katanya.

Di Thailand, Mitsubishi telah meluncurkan varian hybrid untuk Xpander dan Xpander Cross dengan mesin 1.600 cc yang dipadukan dengan motor listrik dan baterai.

Namun, Mitsubishi di Indonesia mengaku masih mengamati perkembangan kebutuhan dan regulasi lokal sebelum meluncurkan produk hybrid.