JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan truk atau yang melibatkan angkutan barang menjadi momok di jalan raya. Tidak jarang penyebabnya sangat fatal, bahkan menghilangkan nyawa.
Misal seperti yang terjadi di Tol Cipularang belum lama ini, truk hilang kendali di KM 92 dan menabrak belasan mobil. Selain itu, baru saja kejadian di Tol Jakarta-Cikampek, truk terguling di KM 17, dekat pintu keluar Cibitung.
Kecelakaan yang melibatkan truk harus dicari akar masalahnya. Kemampuan pengemudi memang penting, cuma ada juga penyebab lain yang menjadi biangnya.
Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, harus ada komitmen berkeselamatan dari pihak pengusaha truk.
"Misal sopir melapor ban gundul, tapi disuruh pakai saja dulu sama pengusaha truk. Kalau menolak buat bawa truk, bisa-bisa diganti sopirnya," kata Jusri kepada Kompas.com, Rabu (20/11/2024).
Belum lagi kalau misalnya sopir diburu-buru, lewat bahu jalan dan sebagainya. Alhasil kecelakaan akan terus terjadi, kalau perusahaan truk tidak punya komitmen soal keselamatan.
"Kalau pengusaha (truk) punya komitmen keselamatan, sopir mayoritas ikut, karena dia terpaksa. Apalagi kalau ada sanksi tegas," kata Jusri.
Tapi misal dari pengusahanya saja tidak ada komitmen soal keselamatan di jalan, maka risiko bahaya akan tetap ada. Jadi Jusri bilang inti masalah dari kecelakaan truk salah satunya ada dari pemilik usaha, bukan pengemudinya saja.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/20/152100815/banyak-kasus-kecelakaan-truk-bukan-salah-sopir-semata