China Dominasi Penjualan dan Produksi Pasar EV Global

JAKARTA, KOMPAS.com - China mendominasi pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) global, baik dari segi penjualan, produksi mobil, hingga manufaktur baterai.

Pada tahun 2022, China memproduksi hampir 24 juta mobil penumpang, termasuk EV dan kendaraan berbahan bakar fosil, menjadikannya negara dengan produksi terbesar di dunia. Kondisi itu setara dengan satu dari empat mobil yang diproduksi secara global.

Penjualan mobil penumpang di China juga melonjak dari 7 juta unit pada 2008 jadi hampir 24 juta unit pada 2022, mencerminkan permintaan yang terus meningkat.

Dalam sektor kendaraan listrik, China meraih skor 7,70 dari 10 sebagai pemimpin penjualan EV. Pangsa pasar yang mencapai 29 persen, dengan dukungan 760.000 stasiun pengisian daya cepat, jumlah yang jauh melampaui negara lain.

Kebijakan pemerintah, seperti insentif pajak senilai 520 miliar yuan yang diumumkan pada 2023, terus mendorong adopsi EV dengan target EV mencakup 40 persen dari total penjualan mobil pada 2030.

China juga memimpin dalam manufaktur baterai lithium-ion dengan menguasai 62,5 persen kapasitas global, hampir dua pertiga dari total produksi dunia.

Dominasi ini menunjukkan bahwa China tidak hanya unggul dalam penjualan dan produksi EV tetapi juga dalam infrastruktur pendukungnya.

Meski demikian, pangsa pasar baterai China diperkirakan akan menurun seiring percepatan produksi di negara lain.

Di belakang China, Swedia dan Norwegia juga menjadi pemimpin EV global. Swedia memiliki pangsa pasar EV 54 persen dengan peningkatan penjualan hingga 68,42 persen antara 2021 dan 2022.

Insentif seperti pembebasan pajak kepemilikan selama lima tahun mendorong negara ini menuju target bebas karbon pada 2045.

Sementara itu, Norwegia mencatatkan pangsa pasar EV tertinggi di dunia, yakni 88 persen, dengan target ambisius bahwa semua mobil baru harus bebas emisi pada 2025.

Kebijakan pajak berbasis emisi dan insentif finansial membuat kendaraan listrik menjadi pilihan utama di negara ini.