Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Langsung Nyalakan Mesin Setelah Mobil Terendam Banjir

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa daerah di Indonesia sudah memasuki musim hujan, termasuk Jakarta. Kini masyarakat mulai merasakan dampaknya, sebagian mereka membagikan pengalaman di media sosial.

Salah satunya, akun Tiktok @agamuhammadaga yang menceritakan pengalamannya mobil terendam banjir saat diparkir. Air tampak sudah masuk ke kabin.

Untungnya, mobil tidak langsung dihidupkan untuk mencegah kerusakan lebih parah. Alih-alih men-starter mobilnya, Aga dan teman-temannya berupaya mendorong mobil tersebut ke area yang lebih tinggi.

Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, mengatakan tujuan tidak menghidupkan mesin saat mobil terendam banjir atau setelahnya, adalah langkah antisipasi agar tidak terjadi kerusakan lebih parah.

“Akan lebih aman bila evakuasi dilakukan oleh tenaga ahli, dan langsung membawanya ke bengkel dengan cara di-towing, karena sebelum menyalakan mesin, mobil harus melalui beberapa tahap pemeriksaan,” ucap Hardi kepada Kompas.com, belum lama ini.

Hardi mengatakan, perlu memastikan air tidak masuk ke ruang bakar yang dapat menyebabkan water hammer atau pukulan air. Dampaknya, komponen utama mesin bisa rusak seperti piston, blok mesin dan sejenisnya.

Eko Sulistyo, Technical Leader Nasmoco Demak mengatakan setelah mobil terendam banjir tidak boleh menyalakan mesin langsung, guna menghindari kerusakan yang lebih banyak.

“Jangan pernah (menyalakan mesin setelah mobil terendam banjir), ditakutkan air sudah masuk ke ruang bakar mesin saat unit terendam, bila kondisinya sudah seperti itu, menyalakan mesin akan membuat mobil mengalami water hammer,” ucap Eko kepada Kompas.com, belum lama ini.

Eko mengatakan, sebaiknya setelah mobil berhasil dievakuasi ke tempat aman, konsumen perlu memeriksa filter udara, apakah ada air di area tersebut atau tidak.

“Bila saringan udara basah, kemungkinan air masuk ke ruang bakar lewat saluran udara atau intake manifold, selanjutnya busi perlu dibongkar untuk mengeluarkan airnya pakai alat vakum,” ucap Eko.

Eko mengatakan, pada kondisi normal, piston akan mengkompres udara. Sementara ketika ada air yang masuk maka kompresinya bisa menjadi sangat besar karena perbedaan massa keduanya.

“Bila water hammer terjadi, maka lengan piston bisa bengkok, patah, blok mesin pecah dan sejenisnya, dampak dari kompresi di luar spesifikasinya,” ucap Eko.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/06/181200215/jangan-langsung-nyalakan-mesin-setelah-mobil-terendam-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke