KLATEN, KOMPAS.com - Korsleting merupakan peristiwa terjadinya hubungan pendek pada suatu rangkaian kelistrikan, termasuk pada kendaraan roda empat.
Mobil modern banyak dibekali dengan perangkat elektronik, sebagai penunjang performa. Sehingga, kelistrikan tidak hanya soal lampu dan aksesoris.
Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, mengatakan, ada banyak jenis korsleting, mengingat hampir semua area mobil didukung oleh perangkat elektronik.
“Korsleting merupakan hubungan antar kabel yang tidak diinginkan oleh sistem, sehingga dapat menyebabkan arus berlebihan dan panas,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Jumat (1/11/2024).
Hardi mengatakan, bila sistem pengaman masih baik, seharusnya sekring dapat memutuskan arus pendek tersebut sehingga kebakaran bisa terjadi.
“Sekring memiliki spesifikasi seperti 2,5 ampere, 5 ampere, 10 ampere dan seterusnya, artinya bila arus listrik yang mengalir lebih besar dari spesifikasi, sekring akan putus karena terbakar,” ucap Hardi.
Masalahnya, menurut Hardi, tak semua konsumen paham pentingnya sekering ini. Sehingga, ketika melakukan modifikasi kerap tidak aman.
“Misal sebuah rangkaian listrik tak melibatkan sekering, maka ketika terjadi korsleting, kabel akan panas secara terus menerus bahkan sampai meleleh, dan akhirnya memicu kebakaran,” ucap Hardi.
Menurut Hardi, korsleting tak hanya dapat menyebabkan sistem gagal bekerja, tapi juga memicu terjadinya kebakaran. Pasalnya, kabel akan panas dan membuat lapisan isolator mudah meleleh.
“Selain korsleting, kabel yang mengalami bad connect, atau kendur akan sangat mudah menimbulkan percikan api dan panas, maka dari itu penting untuk memperhatikan kualitas instalasinya,” ucap Hardi.
Jadi, ketika sudah ada tanda-tanda mobil mengalami korsleting, berpotensi panas, atau adanya percikan api. Konsumen wajib ke bengkel untuk segera mendapatkan penanganan untuk menghindari terjadinya kebakaran.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/02/110200915/jangan-pernah-abaikan-masalah-korsleting-kelistrikan-mobil