JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat setelah 18 bulan meninggalnya Ken Block, perusahaan yang didirikannya, Hoonigan, dinyatakan bangkrut. Nama besar Ken Block sebagai drifter legendaris tak mampu membuat perusahaan tersebut bertahan.
Untuk diketahui, Hoonigan merupakan perusahaan aftermarket yang didirikan tahun 2011. Perusahaan ini menawarkan pelek, suspensi, dan komponen penunjang performa mobil dari sederetan merek terkenal, seperti Fuel Off-Road, KMC, Morimoto, TeraFlex, Rotiform, dan Black Rhino.
Dikutip dari Drive.com.au, Senin (16/9/2024), perusahaan yang berbasis di Colorado, Amerika Serikat, ini telah mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan kebangkrutan Bab 11 - sebuah langkah yang biasanya diambil untuk memungkinkan perusahaan yang mengalami kesulitan untuk melakukan restrukturisasi.
Hoonigan disebutkan memiliki utang yang menumpuk hingga 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,4 triliun. Sayangnya, tidak disebutkan apa penyebab menumpuknya utang tersebut. Belum lama ini, Hoonigan juga dikabarkan mulai menjual asetnya.
Restrukturisasi ini juga bertujuan untuk membebaskan sekitar 570 juta dolar AS atau sekitar Rp 8,7 triliun dalam bentuk modal, termasuk mosi untuk menyetujui fasilitas pinjaman berjangka senilai 110 juta dolar AS dan fasilitas Pinjaman Berbasis Aset senilai 175 juta dolar AS.
Proposal ini memiliki waktu 60 hari untuk mendapatkan lampu hijau dari para debitur dan memastikan masa depannya.
Hoonigan mengatakan bahwa hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk tetap beroperasi tanpa kehilangan pekerjaan atau berdampak pada 30.000 toko ritel yang dilayaninya di seluruh dunia.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/16/092200015/hoonigan-milik-mendiang-ken-block-bangkrut-utang-rp-18-triliun