KLATEN, KOMPAS.com - Penggantian komponen fast moving pada mobil secara berkala sudah tertulis di buku pedoman kepemilikan atau perawatan. Seperti filter udara, drive belt, busi, dan sebagainya.
Merujuk buku pedoman tersebut, maka ada kemungkinan komponen diganti, padahal kondisinya masih layak pakai. Lantas, kenapa bisa demikian?
Aji Dwi Nugroho, Foreman Aha Motor Yogyakarta mengatakan beberapa komponen mobil memang sebaiknya diganti sesuai jadwal.
“Jadwal penggantian komponen fast moving ini tertulis di buku pedoman kepemilikan atau buku perawatan, terkadang saat diperiksa kondisinya masih tampak layak pakai, tapi sebenarnya sudah mendekati rusak,” ucap Aji kepada Kompas.com, Jumat (30/8/2024).
Misalnya penggantian busi, menurut Aji, untuk busi berbahan dasar nikel diganti tiap 20.000 Km dan iridium tiap 100.000 Km. Padahal bisa saja pada saat mobil menempuh jarak tersebut belum ada tanda-tanda kerusakan komponen.
“Tapi sebenarnya ada penurunan kemampuan busi dalam menghasilkan percikan bunga api, sehingga bisa dikatakan onderdil tersebut sudah mendekati rusak dan perlu diganti sesuai jadwal,” ucap Aji.
Aji mengatakan penggantian onderdil fast moving memberikan keuntungan pada konsumen terkait waktu perawatan yang lebih terukur. Seingga, konsumen tak perlu bolak-balik ke bengkel karena mobil bermasalah.
“Selain soal efisiensi waktu, komponen yang diganti sebelum rusak akan meminimalisasi kerusakan komponen lain, misal drive belt, bila sampai putus di jalan kan bisa menyebabkan mesin overheat, kerusakan lebih parah bisa saja terjadi,” ucap Aji.
Jadi, menurut Aji, penjadwalan perawatan dan penggantian onderdil fast moving justru dapat menekan biaya perawatan mobil dan membuat nyaman mobilitas konsumen.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/31/104200915/penggantian-komponen-mobil-secara-berkala-wajib-meski-tak-rusak