Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Enggan Beri Insentif Hybrid, Ini Kata Pengamat Otomotif

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah secara tidak langsung resmi mengungkapkan tidak akan memberikan insentif untuk mobil hybrid atau hybrid electric vehicle (HEV).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang memastikan tidak akan ada perubahan ataupun penambahan kebijakan baru pada sektor otomotif pada tahun ini.

Pengamat otomotif dari Institusi Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi menyatakan, keputusan pemerintah dapat dipahami jika tujuan insentif kendaraan listrik memang hanya untuk mendorong penjualan mobil listrik.

“Saya melihatnya terbayang memang latar belakangnya tanpa apa-apa (insentif) penjualan hybrid sudah tinggi dibandingnya EV. Meski kalau dilihat pertumbuhan hybrid lebih tinggi daripada EV,” ujar Agus kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2024).

Namun, kata Agus, jika melihatnya secara keseluruhan dari sudut padang industri otomotif yang sedang mengalami tekanan maka insentif mobil hybrid bisa jadi jawaban untuk meningkatkan penjualan domestik.

Agus menjelaskan, saat ini penjualan mobil baru sedang terdepresiasi. Bahkan target penjualan sebesar 1 juta unit juga akan berat.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Januari-Juni 2024 total distribusi mobil baru dari pabrik ke diler alias wholesales mencapai 408.012 unit.

Capaian tersebut turun 19,4 persen dibanding periode sama di tahun sebelumnya yang menorehkan 506.427 unit atau selisih 98.415 unit.

Kondisi penjualan ritel pun tidak jauh berbeda. Kontraksi terjadi pada level 14 persen atau dari 502.533 unit menjadi 431.987 unit secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Kalau kita melihat dari sudut pandang makro industrinya, maka sekarang yang harus dikejar karena underutilized capacity ini bagaimana ini bisa didorong supaya bisa menghasilkan penjualan yang lebih baik,” ujarnya.

“Kalau dilihat dari situ memang mestinya insentif masih memungkinkan. Tapi tentu saja proporsional,” kata Agus.

Berdasarkan data, selama enam bulan pertama 2024 terdapat 25.791 unit mobil hybrid baru yang telah didistribusi (wholesales).

Jumlah tersebut meningkat 49 persen bila dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya yang mencapai 17.305 unit.

Berkat capaian itu mobil hybrid menguasai 68 persen pasar mobil listrik nasional (37.731 unit). Hanya saja pertumbuhannya masih tidak sepesat mobil listrik yang naik 104 persen selama Januari-Juni 2024 menjadi 11.940 unit.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/08/080200815/pemerintah-enggan-beri-insentif-hybrid-ini-kata-pengamat-otomotif-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke