KLATEN, KOMPAS.com - Sepeda motor dibekali sistem rem hidrolik untuk tipe kaliper atau cakram. Sehingga, pengereman mengandalkan fluida atau minyak sebagai pentransfer daya.
Sebagian besar motor menggunakan rem hidrolik untuk bagian roda depan. Sementara motor dengan kapasitas besar bisa kedua rodanya.
Seiring pemakaian, kualitas minyak rem bisa menurun sehingga konsumen wajib menggantinya secara berkala.
Gio, Pemilik Bengkel Giovani Motor Cawas, Klaten mengatakan penggantian minyak rem berdasarkan buku pedoman kepemilikan sekitar 2 tahun.
“Maksimal 2 tahun ganti minyak rem sekali, atau bila kondisinya sudah keruh dan menghitam bisa segera diganti daripada berisiko,” ucap Gio kepada Kompas.com, Senin (5/8/2024).
Gio mengatakan pemeriksaan kualitas minyak rem dilakukan setiap servis guna menghindari rem blong.
“Tiap 4 bulan atau 4.000 Km kan servis, bersamaan dengan itu pemeriksaan kualitas minyak rem dilakukan, bila kondisinya sudah buruk maka kami menyarankan ke konsumen untuk ganti,” ucap Gio.
Gio mengatakan kualitas minyak rem yang buruk dapat memicu terjadinya rem blong baik karena panas pemakaian atau rusaknya seal master.
“Salah satu dampak bila penggantian minyak rem diabaikan maka usia seal master rem menjadi lebih pendek, mengakibatkan pengereman ngempos, sehingga rem jadi dalam,” ucap Gio.
Selain rem dalam, Gio mengatakan kandungan air pada minyak rem bisa mendidih saat kerja ekstra. Panas dari pentransferan gaya dan piston dapat memicu vapour lock.
“Uap air yang mendidih akan membuat rem blong, meski tuas rem sudah ditarik piston rem tidak akan menjepit kaliper dengan optimal,” ucap Gio.
Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya rem blong konsumen wajib memperhatikan waktu penggantian minyak rem motor.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/06/161200515/jangan-abai-ini-interval-ganti-minyak-rem-sepeda-motor