Jangan sampai seperti video yang diunggah oleh akun Twitter @Pai_C1, Rabu (12/6/2024). Dalam rekaman tersebut memperlihatkan seorang pemuda yang hendak mengisi bahan bakar di salah satu SPBU.
Pemuda tersebut tampak antre sambil merokok di atas sepeda motornya. Padahal sudah jelas dalam tayangan tersebut, terdapat tanda larangan merokok di area SPBU.
Video itu pun mendapat banyak komentar dari warganet yang dibuat heran dengan kelakuan pengendara sepeda motor tersebut.
“Kok bisa sih berani banget woi?! Bukan cuma bahayain diri sendiri tapi orang lain juga,” tulis komentar @thvblast.
“Emosi banget liatnya, bahayain orang lain jg,” tulis komentar @confessyu.
“Itu petugas dan orang dibelakangnya kok nggak menegur agar dia mematikan rokoknya? ... bahaya banget,” tulis akun @asidharta13.
“SPBU termasuk dalam zona nol atau zona satu, tempat steril sehingga perlu ada standar khusus. SPBU, kilang minyak dan depo BBM,” ucap Kepala SPBU Cikini dan Pramuka Paimin, belum lama ini kepada Kompas.com.
Secara umum ada tujuh larangan di SPBU, baik saat mengisi atau mengantre kendaraan. Larangan ini berlaku baik untuk mobil, sepeda motor dan kendaraan lain di luar itu, termasuk bus dan truk.
Larangan-larangan di SPBU:
Larangan paling tua dan selalu diberlakukan di setiap SPBU. Masyarakat sudah hafal dengan jenis larangan ini. Rokok menimbulkan panas, dan bara rokok bisa jadi pemantik api.
Mesin wajib dimatikan untuk menghindari faktor-faktor eksternal yang dapat menjadi pemantik api. Ini selalu menjadi standar keamanan di SPBU Shell di seluruh dunia.
Mae Ascan, ilmuwan bahan bakar Shell mengatakan mesin kendaraan merupakan unsur pemantik api. Saat didukung udara dan ada uap bensin, maka hanya buth sepersekian detik untuk memicu api.
Peraturan ini menyasar pengendara motor sport atau motor batangan, dan juga beberapa model skutik masa kini yang lubang pengisian BBM-nya sudah tidak dibawah jok, seperti di dek tengah atau di bagian glove box.
Kewajiban pengendara motor harus di standar dan turun dari motor, yakni untuk menghindari penyebaran jika terjadi percikan atau munculnya api.
Umumnya, ketika ada percikan api di sekitar atau di kendaraan, pemilik akan panik dan membanting motornya. Motor akan terjatuh karena tidak di standar, dan api berpotensi menjadi lebih besar.
Hal tersebut akan berbeda jika motor di standar dan pemiliknya turun dari motor. Seandainya ada kebakaran, pemilik hanya lari meninggalkan motor di tempat tapi api tidak menyebar. Penanganannya pun bisa lebih cepat.
Perangkat elektronik memakai baterai dan gelombang. Baterai ditengarai dapat membuat bunga api saat bersinggungan dengan konektor di dalam ponsel.
Dikhawatirkan bunga api, walaupun sekecil apapun di tempat yang memiliki uap bensin atau gas yang mudah terbakar akan memicu timbulnya api.
Kendati belum terbukti secara ilmiah, namun tak sedikit laporan kebakaran yang ditengarai disebabkan pemakaian ponsel di SPBU. Sehingga pihak SPBU dilarang menggunakan ponsel.
Perangkat elektronik memakai baterai yang mana punya risiko memantik api jika tersulut uap bensin. Namun menurut Paimin, lainnya ialah adanya flash.
"Ditakutkan di dalam flash ada gelombang, atau listrik statis sehingga menimbulkan api. Untuk itu sebagai pencegahan tidak diperbolehkan memakai kamera di SPBU,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/13/062200415/video-pengendara-motor-nekat-merokok-saat-antre-di-spbu