Kisaran umur tersebut biasanya menggunakan jangka waktu tahun. Misal, untuk sebuah baterai listrik diklaim mampu mencapai masa terbaiknya dalam waktu tiga tahun.
Namun yang tidak diketahui, umur baterai sebetulnya bukan berdasarkan tahun melainkan pengecasan.
Semakin sering baterai dicas, maka kemampuannya disebut berkurang. Kemampuan itu yang kemudian disebut cycle life.
Hermawan Wijaya, Direktur Marketing PT International Chemical Industry (ABC Lithium) mengatakan, perbedaan ini bukan bermasuksud mengelabui konsumen. Produsen baterai memberikan acuan jangka waktu tahun agar lebih mudah dipahami.
"Kalau untuk orang awam pendekatan paling mudah itu pakai tahun, sebab kita hidup hitungannya hari," ujar Hermawan yang ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Hermawan mengatakan, teori cycle life baterai memang benar tapi bukan yang paling benar, sebab hanya bisa dibuktikan di laboratorium dan tidak bisa dibuktikan di lapangan.
"Misal (baterai) NCM cycle life-nya 1.000 kali kemudian LFP 2.000, bagaimana membuktikannya? di laboratorium," kata Hermawan.
"Bagaimana caranya dicas 100 persen sampai dia sisanya 80 persen. Jadi kehilangan 20 persen itu artinya 1.000 kali untuk NCM sedangkan untuk LFP 2.000 kali. Jadi itu dihitung itu dipakai berapa kali dipakai jadi 80 persen. Tapi ini contoh ya," katanya.
"Lebih baik memang biar (akurat) pakai watt hour use, tapi bingung kan," kata Hermawan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/05/13/182200615/umur-baterai-motor-listrik-dihitung-tahun-atau-cycle-life-