JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan Toyota Fortuner dan Microbus di Tol Layang MBZ ramai dibicarakan di media sosial. Berdasarkan penuturan Polisi, sopir Fortuner mengantuk sampai oleng dan menabrak Microbus di lajur kiri jalan tol.
Terlihat dari rekaman yang diunggah ke media sosial, Fortuner tersebut menyalip dari bahu jalan. Cuma dia oleng sedikit ke kanan dan terlambat mengerem sampai menabrak Microbus.
Hasil dari kecelakaan tersebut, kedua mobil ringsek. Bahkan dari video, kelihatan kalai Microbus yang ditabrak sampai hilang kendali dan menabrak pembatas tol dengan keras, untung tidak sampai jatuh.
Soal mengemudi sambil mengantuk memang kerap disepelekan orang Indonesia. Tidak sedikit kecelakaan karena mengantuk akan berakibat fatal.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, orang yang menahan kantuknya saat mengemudi sama saja menghilangkan fokus dan konsentrasi saat di jalan.
"Pasti sering pengemudi mengalami kantuk dan ditahan. Padahal itu sangat berpengaruh pada tingkat konsentrasi dan fokusnya," ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.
Sony menejelaskan, mengantuk berhubungan dengan fungsi otak. Ketika sedang kantuk datang, maka otak sedang beristirahat, tidak dapat menjalankan proses berpikir.
"Pengemudi yang mengantuk tidak dapat berpikir untuk menghindar. Rata-rata kejadian kecelakaan akibat mengantuk itu ada korban nyawa," kata Sony.
Pengemudi harus paham pentingnya istirahat saat sedang mengemudi jarak jauh. Sekadar peregangan badan saja, cukup tiga menit sampai lima menit, itu sudah menyelamatkan nyawa.
"Orang Indonesia malas sekali istirahat. Enggak sadar kalau kantuk itu silent killer," ucap Sony.
Sebaiknya sebelum berangkat, tentukan lokasi untuk berhenti dan beristirahat. Apalagi kalau harus lewat jalan layang, di mana minim tempat istirahat dan harus penuh konsentrasi saat mengemudi.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/05/08/081200915/mengemudi-dalam-kondisi-mengantuk-berpotensi-kecelakaan