JAKARTA, KOMPAS.com - Pada musim mudik dan arus balik Lebaran 2024, banyak kecelakaan yang terjadi di jalan tol. Penyebabnya ada beragam hal, namun paling sering karena dampak dari pengendaranya sendiri alias faktor internal.
Bicara soal kecelakaan dari sisi pengendara, selain karena kecerobohan, ada banyak kondisi yang membuat terjadinya insiden. Seperti kondisi microsleep, dan paling sering terjadi namun tak banyak disadari adalah highway hypnosis.
Highway hypnosis atau hipnosis jalan raya, merupakan kondisi pengendara mengalami kehilangan kesadaran akan lingkungan sekitarnya saat mengemudi dalam jarak yang panjang.
Biasanya hal ini lebih mudah menyerang pengendara di jalan tol ketika menempuh perjalanan jarak jauh seperti mudik.
Menurut Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), highway hypnosis bisa terjadi pada pengendara setelah menempuh perjalanan jarak jauh dalam waktu yang lama dan dalam kondisi yang monoton.
"Jalan bebas hambatan itu ke luar kota cenderung lurus saja, ini diperparah dengan kondisi berkendara yang monoton, tidak ada perbincangan yang intinya membosankan. Jadi highway hypnosis ini sebenarnya beda dari microsleep, tapi dari highway hypnosis pengendara bisa mengalami microsleep," ujar Jusri saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/4/2024).
Lebih lanjut Jusri menjelaskan, microsleep biasanya memiliki siklus hanya 30 detik, berbeda dari highway hypnosis sendiri.
Umumnya, kejadian ini dipicu karena tak ada stimulus atau rangsangan ke kotak pengendara, serta tak memiliki teknik mengemudi yang baik terhadap respons dari apa yang sudah dilihat ketika berkendara.
"Biasanya saat pengendara hanya bisa melihat namun tanpa memberikan respon apa yang harus dibuat, maka akan mudah terserang microsleep. Pengendara juga akan mudah kaget, seperti ketika kejadian ada motor yang mendadak memotong jalan dan lain sebagainya," kata Jusri.
Sementara highway hypnosis sendiri, lanjut Jusri, pemicunya lebih karena monotonnya perjalanan sehingga menimbulkan kebosanan dan pandangan cenderung ke arah depan sehingga memudahkan untuk terbuai seperti dihipnotis.
Karena itu untuk highway hypnosis sendiri menurut Jusri, tak hanya menyerang pengendara yang lelah atau kurang istirahat, bisa juga menimpa pengemudi yang dalam keadaan bugar atau memiliki waktu tidur yang cukup.
Bisa diibaratkan kondisi ini seperti sopir yang sedang berkendara namun pikirannya menerawang ke mana-mana. Dengan demikian, apa yang dilakukan dan dipikirkan tidak sinkron.
"Pada dasarnya kondisi ini atau highway hypnosis tercipta karena lingkungan yang membosankan, monoton, tanpa ada stimulus ke pengendara. Diperparah dengan tingkat kewaspadaan yang kurang, seperti pengendara bisa melihat tapi tidak bisa mengerti, sehingga tak sigap untuk mengambil respon bila terjadi apa-apa," ucap Jusri.
Karena itu, untuk menghindari bahaya hipnotis jalan raya ketika sedang berkendara, selain beristirahat dengan cukup, baiknya pengemudik juga menstimulus otak dengan cara melakukan pengawasan ke area sekitar untuk melakukan observasi terhadap objek yang bisa mengganggu perjalanan.
Dengan demikian, otak pengendara akan akan berkerja dan terhindar dari kondisi yang jenuh karena monoton sehingga tingkat kewaspadaan selalu terjaga dalam perjalanan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/18/083100015/beda-dengan-microsleep-ini-penyebab-dan-bahaya-highway-hypnosis