Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Automatic Behavior Syndrome Saat Menyetir di Mudik Lebaran

LUMAJANG, KOMPAS.com - Saat tim Merapah Trans-Jawa 2024 Pesona Pesisir Selatan Jawa melewati Jalan Daendels di jalur pantai selatan, jalurnya didominasi trek yang benar-benar lurus. Kondisi ini terkadang membuat kegiatan menyetir menjadi lebih melelahkan.

Lelah yang dirasakan dikarenakan kondisi jalan yang lurus, sehingga terasa monoton. Kondisi ini juga yang membuat pengendara jadi mengantuk. Apalagi, jika pengendara kekurangan waktu istirahat.

Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting, mengatakan, kegiatan yang monoton biasanya cenderung membuat orang menjadi mengantuk. Begitu ada tanda-tanda mengantuk, carilah tempat berhenti.

"Kalau untuk mencegah microsleep, masih bisa distimulus dengan memutar lagu, mengobrol, dan lainnya," ujar Jusri, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

"Tapi, kalau sudah sampai di situasi Auto Behavior Syndrome (ABS), otomatis harus berhenti. Sebab, itu adalah tanda-tanda keletihan yang sangat berat dan tidak bisa distimulus," kata Jusri.

Istirahatnya juga bukan hanya sekadar turun dari mobil saja. Tapi, pengemudi perlu untuk melakukan peregangan. Perlu ada gerak badan agar pengemudi tetap bugar.

Selain peregangan, penting juga untuk melakukan power nap atau tidur singkat yang berkualitas. Tidur selama 15 menit hingga 30 menit, baru kembali melanjutkan perjalanan.

Tapi, jangan lupa juga untuk memerhatikan lokasi parkir ketika beristirahat. Jangan beristirahat atau bahkan tidur saat di bahu jalan, karena bahu jalan hanya untuk kondisi darurat.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/03/062200515/mengenal-automatic-behavior-syndrome-saat-menyetir-di-mudik-lebaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke