KLATEN, KOMPAS.com - Shock absorber atau peredam kejut berperan meredam gaya dorong ke atas dan bawah ketika mobil melewati jalan tidak rata.
Bila kemampuan shock absorber sudah menurun, maka guncangan dari permukaan jalan bakal mengganggu kenyamanan penumpang.
Tidak hanya soal kenyamanan, shock absorber yang sudah lemah juga bisa membuat komponen mobil lainnya cepat rusak.
Pemilik Sriyatin Car Spesialis Nissan & Datsun Bintaro, Agus Setiawan mengatakan, ketika shock absorber sudah lemah maka guncangan dari permukaan jalan akan terjadi lebih lama dan lebih sering maka dari itu dapat merusak komponen lain.
“Salah satu kerugian memaksakan shock absorber yang sudah lemah adalah dapat membuat permukaan ban lebih cepat aus, karena pada kondisi tertentu dapat membuatnya selip,” ucap Agus kepada Kompas.com, Jumat (29/3/2024).
Selip pada permukaan ban terjadi ketika mobil melaju dengan kecepatan tinggi lalu melibas jalan tidak rata. Pada saat itu akan ada peluang ban terangkat karena ban tidak menapak dengan sempurna.
“Bila shock absorber lemah selain bisa membuat penumpang kurang nyaman, dari sisi performa juga membuat roda tidak selalu menapak dengan baik, akibat dari pegas yang mengembang dan menyusut lebih sering,” ucap Agus.
Pemilik Markas Oto Spesialis Nissan & Datsun, Anom Budi Prasetiyo mengatakan, peredam kejut yang sudah lemah sebaiknya segera diganti.
“Jika tidak segera diganti, bisa membuat kerja komponen lain menjadi lebih berat terutama ban. Ban menjadi cepat aus karena beban kendaraan menjadi tidak stabil,” ucap Anom kepada Kompas.com, belum lama ini.
Terutama ketika mobil melaju pada kecepatan tinggi, ban menjadi agak sedikit terangkat ketika kendaraan mengalami limbung. Hal itu menyebabkan ban tidak menapak sempurna, itu bisa berpengaruh pada performa mobil saat melaju dan keawetan ban.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/30/110200415/dampak-memaksakan-shock-absorber-yang-sudah-lemah