JAKARTA, KOMPAS.com - Pada mobil listrik, temperatur baterai harus dijaga agar tidak mengalami overheat. BYD memiliki teknologi tersendiri untuk mendinginkan baterai mobil listriknya.
Untuk diketahui, temperatur pada baterai dapat memengaruhi konsumsi daya sehingga dibutuhkan sistem pendingin untuk menstabilkan temperatur tersebut.
Chief Advisor BYD Japan Tatsuya Mikami mengatakan, BYD yang menggunakan E-platform 3.0 memiliki dua sistem manajemen thermal alias sistem pendinginan. Pertama, mengatur suhu kabin. Kedua, mengatur suhu baterai.
"Pada kendaraan konvensional, sistem manajemen thermal adalah mekanisme yang mengatur suhu di dalam ruangan. Kendaraan BYD dilengkapi dengan sistem pengaturan udara yang tidak hanya mengatur suhu di dalam ruangan, tetapi juga mengatur suhu baterai," ujar Mikami kepada wartawan saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mikami menambahkan, pengaturan suhu ini dilakukan secara otomatis. Bahkan, saat mobil dalam kondisi mati atau tidak digunakan. Pendinginannya juga tidak menggunakan cairan, melainkan memakai air conditioner (AC).
"Sistem pengendalian suhu ini berfungsi tidak hanya saat mobil dinyalakan, tetapi juga saat sedang pengisian daya cepat. Sehingga, memberikan kinerja pengisian yang stabil dan stabilitas jangkauan," ujarnya.
Mikami mengatakan, sistem manajemen thermal akan melakukan penyesuaian suhu baterai ke dalam rentang yang sesuai, baik saat musim panas maupun musim dingin, sehingga temperatur baterai akan tetap stabil.
"Kisaran suhunya dari 30 derajat celsius hingga 60 derajat celsius, dan meskipun efisiensinya bervariasi, tergantung pada suhu di luar, namun dapat beroperasi pada kisaran suhu yang luas sehingga dapat meningkatkan jarak tempuh di musim dingin," kata Mikami.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/01/084200415/byd-menggunakan-ac-untuk-mendinginkan-baterai-mobil-listrik