Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Moeldoko Sebut Insentif Mobil Hybrid Tidak Terlalu Penting

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, bahwa pemberian insentif terhadap mobil hibrida alias hybrid electric vehicle (HEV) tidak terlalu penting.

Hal tersebut karena kendaraan listrik yang memiliki dua penggerak itu masih menghasilkan emisi gas buang, meski tidak sebesar mobil berbahan bakar fosil alias konvensional.

"Menurut saya (insentif mobil hybrid) tidak penting-penting amat. Toh masih pakai bensin," kata dia saat ditemui di Indonesia International Motor Show 2024, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/2/2024).

"Tambah lagi, apakah itu menjadi beban bagi masyarakat saya tidak ngerti, konsumen yang menentukan. Tetapi dari sisi insentif, saya rasa tidak akan diberikan seperti mobil listrik murni," lanjut Moeldoko.

Sebab, kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) merupakan suatu moda yang tidak menghasilkan emisi dalam pengoperasiannya. Maka jenis kendaraan tersebut diberikan beragam insentif.

Di samping itu, seperti tercamtum Peraturan Presiden 55 Tahun 2019, KBLBB merupakan strategi andalan pemerintah menuju netralitas karbon pada sektor transportasi.

"Jadi lebih baik (insentif) pada mobil listrik saja karena dampak positif yang diberikan nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara," katanya.

Adapun manfaat dimaksud ialah prihal masalah lingkungan, importasi Bahan Bakar Minyak (BBM), sampai pengembangan sektor otomotif.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah tengah menyiapkan insentif khusus mobil hybrid di Indonesia.

Hanya saja, dirinya tidak menjelaskan secara detail kapan insentif tersebut akan diberikan. Namun yang jelas, wacana pemberian insentif tersebut masih akan dikaji.

"Akan dikaji (insentif mobil hybrid)," ujar dia kepada awak media, Kamis (15/2/2024).

Menurutnya, pemberian insentif tersebut menyusul potensi penjualan mobil hybrid yang lebih bagus daripada mobil listrik.

"Pembicaraan antara industri dan bapak presiden (Jokowi) meminta ada insentif hybrid. Dan kalau kita lihat, penjualan hybrid sekarang lebih tinggi dari EV," kata Airlangga.

"Sehingga hybrid jadi solusi intermediate, solusi menengah. Jadi nanti akan dikaji," sambung dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/20/165858015/moeldoko-sebut-insentif-mobil-hybrid-tidak-terlalu-penting

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke