JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota menyambut baik wacana pemerintah yang disebut tengah mengkaji program insentif untuk pembelian mobil hybrid electric vehicle (HEV) di dalam negeri.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi, berharap kajian tersebut bisa berlanjut dan semakin cepat berlaku maka semakin baik.
"Lebih cepat lebih baik," kata Anton yang ditemui usai peluncuran Vellfire Hybrid di JIExpo, Kemayoran, Jakarta belum lama ini.
"Tapi ini kan bukan diskusi baru tapi diskusi sejak satu sampai dua tahun ke belakang, cuma saya rasa dengan komentar dan arahan Pak Presiden kami lebih optimis mudah-mudahan segera dan mendapat titik terang untuk insentif hybrid lebih lanjut," ujarnya.
Anton mengatakan, apabila insentif berlaku maka dampak terbesar subsidi bukan dirasakan oleh Toyota melainkan konsumen. Sebab saat ini mobil hybrid lebih mudah diterima oleh konsumen.
"Ini bukan cuma keinginan Toyota tapi kembali daripada keinginan masyarakat," katanya.
"Karena Indonesia ini penggunaannya macam-macam tidak hanya Jakarta yang butuh ganjil-genap tapi luar kota Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain semua membutuhkan variasi produk menurut kami," kata Anton.
"Itu kenapa menurut kami yakin hybrid masih lebih dominan diterima, sebab ini bisa digunakan di mana saja tanpa infrastruktur yang mendalam," ujarnya.
Kendati demikian Anton tidak menutup mata bahwa pihaknya juga perlu mendorong percepatan mobil listrik. Di mana saat ini produk mobil listrik Toyota baru satu yaitu Bz4X.
"Tapi pastinya kami terus mengkaji BEV toyota ke depannya, Bz4X bukan BEV (mobil listrik) terakhir yang akan kami perkenalkan," ujar Anton.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/18/144100515/kata-toyota-soal-wacana-insentif-mobil-hybrid-itu-bukan-rencana-baru