JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu keunggulan mobil listrik ialah punya teknologi regenerative braking. Fungsinya ialah menghemat pengeluaran daya baterai saat mobil dipakai jalan.
Dengan pengereman regeneratif, energi dari roda yang berputar digunakan untuk membalikkan arah listrik dari motor listrik ke baterai. Sehingga diharapkan dengan listrik yang masuk ke baterai, daya di baterai jadi lebih banyak.
Salah satu yang pakai sistem regenerative braking ialah mobil-mobil keluaran BYD. Bahkan di merek asal China itu ada pilihan besaran daya pengereman regeneratif.
Lantas pertanyaannya, berapa daya baterai yang bisa dihemat jika memakai regenerative braking?
Kepala Produk PT BYD Motor Indonesia, Bobby Bharata, di Bandung, Jawa Barat, mengatakan, regenerative braking bisa menghemat antara 5 persen - 10 persen daya listrik.
"Tapi itu tidak bisa dikalkulasikan berapa, cuma dalam kondisi normal itu plus minus 5 persen tapi yang sport itu plus minus 10 persen. Cuma tidak bisa dikalkulasikan karena berapa banyak kita berhenti," ujar Boddy di Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.
Bobby mengatakan, jarak tempuh BYD Atto 3 tipe extended sebesar 480 km. Namun jika pakai regenerative braking yang dapat menambah 10 persen daya listrik, bukan berarti jarak tempuhnya bertambah 48 km.
"Jadi tidak begitu cara menghitungnya. Misalnya saat dipakai itu sekitar 14 kWh tapi begitu regenerif balik sekitar 10 persen. Tapi bukan artinya bisa dihitung menambah berapa kilometer berapa tidak seperti itu," ujarnya.
Selain dapat mengisi daya ke baterai, fungsi lain regenerative braking pada mobil listrik yaitu semacam engine brake. Sehingga pengemudi dapat merasakan "pengereman mesin" seperti mobil pembakaran konvensional.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/09/190100715/ini-daya-yang-bisa-dihemat-kalau-pakai-regenerative-braking