GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Hydraulic power steering (HPS) merupakan sistem yang memperingan roda kemudi pada mobil saat diputar. Dengan memanfaatkan oli atau minyak bertekanan sistem kemudi bisa dikendalikan lebih ringan.
Sistem HPS banyak diaplikasikan pada mobil-mobil lawas sebagai keunggulan di masanya. Berkat adanya sistem ini maka berkendara menjadi lebih nyaman dan menyenangkan tidak perlu mengeluarkan tenaga berlebih.
Hanya saja saat ini sudah ada teknologi terbaru dengan memanfaatkan motor listrik (EPS) sebagai peringan roda kemudi. Lantas, apa saja kelemahan HPS daripada EPS?
Elin Estanto, Pemilik GK Auto Service Gunung Kidul mengatakan HPS membutuhkan lebih banyak perawatan karena ada volume minyak power steering yang harus dipantau.
“Karena masih mengandalkan oli bertekanan, maka konsumen harus sering memeriksa kualitas dan volume minyak power steering, jangan sampai kurang,” ucap Elin kepada Kompas.com, Senin (5/2/2024).
Elin mengatakan salah satu kelemahan HPS adalah ada potensi seal atau selang mengalami kebocoran seiring usia pemakaian. Sehingga dapat membuat volume oli kurang dan akhirnya membuat performanya menurun.
Konsumen juga wajib mengganti minyak power steering secara rutin agar komponen HPS awet dan performanya tetap baik.
“Roda kemudi menjadi berat bila minyaknya kurang, dan jika dibiarkan dapat merusak komponen power steering karena pompa dipaksa terus bekerja tanpa oli yang cukup,” ucap Elin.
Selain soal perawatan Elin juga mengatakan HPS masih mengandalkan mesin sebagai pemutar pompa power steering. Sehingga, sistem kemudi masih bisa mengganggu kinerja dapur pacu.
“Pompa power steering secara tidak langsung akan membuat mesin lebih terbebani, sehingga dalam skala kecil bisa membuat kerja mesin berat bahkan lebih boros BBM, maka dari itu ketika roda kemudi diputar biasanya Rpm naik turun ,” ucap Elin.
Elin juga mengatakan besarnya gaya untuk membantu meringankan roda kemudi pada HPS masih tergantung dengan tinggi rendahnya putaran mesin. Sehingga ada kalanya roda kemudi lebih ringan atau berat.
“Konstruksi penggerak HPS juga masih dikendalikan oleh sabuk, sehingga ketika di jalan sabuk ini putus maka roda kemudi akan berat, berbeda dengan sistem EPS” ucap Elin.
Nah, itu tadi kelemahan sistem HPS pada mobil jika dibandingkan dengan tipe EPS. Maka tidak heran mobil-mobil sekarang umumnya sudah pakai sistem EPS.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/06/151200515/kelemahan-sistem-hydraulic-power-steering-pada-mobil