JAKARTA, KOMPAS.com - Sering ditemui mobil yang melaju dengan kaca terbuka, hal ini
dilakukan sebagai pengganti penggunaan air conditioner (AC) supaya BBM lebih irit.
Langkah ini dianggap agar kerja mesin mobil tidak terlalu berat, sehingga bisa menekan tingkat konsumsi BBM.
Namun, hambatan udara dalam ilmu aerodinamika ketika mobil melaju kencang tidak hanya memengaruhi stabilnya penggerak, tapi juga berefek pada efisiensi bahan bakar.
Lantas, benarkah membuka kaca mobil bisa membuat BBM lebih irit?
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, memperhatikan konsep tahanan udara (coefficient of drag/COD) memang penting, meski dalam berkendara sehari-hari dengan tujuan efisiensi bahan bakar.
“Contohnya seperti membuka atau menutup kaca mobil saat melaju dalam kecepatan tinggi punya efek yang berbeda. Semakin jendela dibuka, maka laju mobil akan ditahan oleh udara yang masuk ke dalam mobil,” ucap Didi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Ketika mobil tertahan angin, pergerakan mobil akan terhambat. Hal ini dapat mempengaruhi efisiensi bahan bakar yang tidak optimal. Sehingga ada baiknya jika kaca mobil ditutup ketika berkendara dengan kecepatan cukup tinggi.
Sementara, Technical Leader Auto2000 Agus Mustafa mengatakan, jika ingin menghemat penggunaan BBM caranya dengan mengatur suhu dan embusan AC
Cara paling mudah dengan membiarkan temperatur atau suhu AC di mobil konsisten di 25 derajat. Ini berguna agar kompresor tidak terus-menerus aktif sehingga menambah beban pada mesin.
“Komponen AC memiliki dua sensor, yaitu sensor udara luar dan sensor udara di dalam. Kalau kita setting suhu 18 derajat, begitu tidak dingin sedikit karena udara di luar ruangan sangat panah, komputer (ECU) akan selalu mengaktifkan kompresornya,” ucap Agus beberapa waktu lalu.
Agus juga mengatakan, jika kompresor aktif terus tanpa putus, otomatis akan menambah beban pada mesin sehingga BBM semakin boros,” ucapnya.
Menurut dia, jika diatur pada temperatur 25 derajat maka perbandingan suhu luar dan dalam tidak terlalu jauh mengingat di Indonesia rata-rata suhu 30 derajat.
“Kalau misalkan diatur pada 25 derajat, komputer akan membandingkan udara luar dan dalam. Saat ambil sensor di dalam kabin, mendekati 23-24 derajat, kompresor dimatikan oleh komputer,” kata Agus.
Agus menjelaskan, ketika kompresor mati, otomatis bebannya ringan sehingga konsumsi BBM di mobil berkurang dan jadi hemat.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/01/151200015/apa-benar-membuka-kaca-mobil-saat-berkendara-bikin-irit-bbm-